Network
PR DEPOK - Ketegangan yang kian memanas antara Rusia dan Ukraina, rupanya mendapat sorotan dari China.
China secara lantang menilai sanksi sepihak yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia tidak pernah efektif dalam menyelesaikan ketegangan Rusia-Ukraina.
Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan sanksi besar-besaran terhadap bank utama Rusia VEB dan bank militernya, serta pada negaranya pada Selasa, 22 Februari 2022.
Baca Juga: Manfaat Memberikan Screen Time untuk Anak-anak Lewat Video Game dan Aplikasi Edukasi
"Posisi kami adalah bahwa sanksi tidak pernah secara fundamental efektif untuk memecahkan masalah. Kami secara konsisten menentang semua sanksi sepihak ilegal," kata Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam konferensi pers rutin pada Rabu, 23 Februari 2022, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Global Times.
Bukan hanya itu, Rusia yang saat ini sudah melancarkan serangan terhadap Ukraina, dinilai siap menghadapi sanksi sepihak, tepat sebelum Presiden Vladimir Putin menandatangi dua dekrit yang mengakui "Republik Rakyat Lugansk (LPR)" dan "Republik Rakyat Donetsk (DPR)" sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Sebagai informasi, Rusia saat ini memiliki cadangan energi yang besar, termasuk minyak, gas, dan logam langka, serta kerja sama dengan China dalam sistem pembayaran dapat membatasi dampak sanksi sepihak dari Barat.
Sedangkan dalam 20 tahun terakhir, jumlah sanksi yang dijatuhkan AS telah meningkat 10 kali lipat dari waktu sebelumnya, terutama sejak 2011, AS telah menjatuhkan lebih dari 100 sanksi terhadap Rusia.
"Apakah sanksi AS menyelesaikan masalah? Apakah dunia menjadi tempat yang lebih baik karena sanksi itu? Akankah masalah Ukraina selesai dengan sendirinya berkat sanksi AS terhadap Rusia? Akankah keamanan Eropa lebih terjamin berkat sanksi AS terhadap Rusia?" beber Hua yang bertanya pada konferensi pers itu.
