PR DEPOK - Rusia mengutuk aneksasi Israel di Dataran Tinggi Golan setelah Israel menyatakan dukungan kepada Ukraina dalam krisis yang sedang berlangsung.
Diplomat Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Moskow khawatir atas rencana yang diumumkan Tel Aviv untuk memperluas aktivitas pemukiman di Dataran Tinggi Golan.
Menurut Polyanskiy, kebijakan Israel tersebut secara langsung bertentangan dengan ketentuan Konvensi Jenewa 1949.
Baca Juga: Vladimir Putin Bersiap Gunakan Senjata Termobarik untuk Serang Ukraina
"Posisi Rusia tidak berubah. Kami tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Suriah," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Eye pada Sabtu, 26 Februari 2022.
Diketahui, Dataran Tinggi Golan secara resmi diakui sebagai bagian dari Suriah ketika negara itu memperoleh kemerdekaan pada 1944, beberapa tahun sebelum Israel diciptakan.
Sebuah dataran tinggi strategis yang mengangkangi Israel serta Suriah dan menghadap ke Lebanon selatan, wilayah yang kaya sumber daya itu direbut oleh Israel selama perang 1967.
Menurut angka resmi Suriah, setidaknya 131.000 warga Suriah dari kota Quneitra dan Fiq diusir dari wilayah tersebut, dan sekitar 137 desa dan 112 pertanian kemudian dianeksasi oleh Israel.