Dalam laporan tersebut, para ilmuwan sepakat bahwa Virus Corona paling sering melompat dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan kecil dan juga ketika berbicara.
Baca Juga: Donald Trump Ancam Putus Hubungan dengan Tiongkok karena Virus Corona, Kritikus: Itu Hanya Alibi
Praktiknya, tetesan itu cenderung akan jatuh ke benda-benda sektar, dan virus tersebut kemudian mendarat ke permukaan seperti gagang pintu.
Selain itu, dijelaskan juga bahwa beberapa tetesan lain yang dihasilkan dari pernapasan ketika berbicara, batuk, dan bersin kemungkinan besar bisa lengsung terhirup langsung oleh orang lain.
Para peneliti di Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal mengatakan bahwa studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh tim yang sama yang menunjukkan bahwa berbicara dapat menjadi faktor penularan SARS-CoV-2.
Baca Juga: Pasien Tertua Berusia 108 Tahun di AS Berhasil Sembuh dari Virus Corona
Para peneliti tersbut memperkirakan bahwa satu menit berbicara keras dapat menghasilkan setidaknya 1.000 tetesan yang mengandung virus dan setelah itu tetesan tersebut bisa melayang di udara selama delapan hingga 14 menit.
"Pengamatan ini mengkonfirmasi bahwa ada kemungkinan besar bahwa berbicara normal menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas," demikian catatan para penulis dalam penelitian tersebut.
Oleh sebab itum Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan untuk menjaga jarak setidaknya enam kaki dari orang lain untuk membantu menghindari kontak dengan tetesan pernapasan dan menurunkan risiko infeksi.
Baca Juga: PSBB Jawa Barat: Polemik Perpanjangan, Konfirmasi Penambahan Kasus hingga Peringatan dari WHO