Minta Bantuan di Twitter, Ukraina Incar Dompet Kripto Milik Politisi Rusia untuk Pertahanan

- 27 Februari 2022, 12:15 WIB
Ukraina incar politisi Rusia pemilik kripto untuk pertahanan
Ukraina incar politisi Rusia pemilik kripto untuk pertahanan /Pixabay/jorono./

PR DEPOK – Pemerintah Ukraina terus melawan invasi Rusia yang berlangsung sejak Kamis, 24 Februari 2022.

Salah satu perlawanannya, yakni melalui sistem perekonomian, di mana Ukraina dilaporkan tengah meminta petunjuk tentang informasi dompet cryptocurrency atau kripto milik politisi Rusia dan Belarusia.

Langkah ini dilakukan Ukraina sebagai pertahanan melawan Rusia dan sekutunya yang telah menewaskan ratusan warga Ukraina.

Baca Juga: 5 Aktor Korea yang Punya Cerita Menarik Soal Karier, Ada Choi Woo Sik hingga Song Kang

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov lewat tweetnya mengatakan, komunitas kripto negaranya akan memberi penghargaan kepada mereka yang memberikan informasi tersebut.

Pemerintah Ukraina juga memanfaatkan Twitter untuk meminta sumbangan kripto dan memposting di forum peretas online bahwa mereka mencari bantuan untuk melindungi dari serangan siber.

Hadiah untuk informasi dompet kripto milik politisi Rusia ini nantinya akan didanai oleh sumbangan pribadi.

Baca Juga: Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Soroti Wacana Pemilu 2024 Ditunda: Padahal Semuanya Harus Berakhir

Permintaan informasi ini dikelola oleh seorang pengacara Ukraina Artem Afian. Namun, ia menolak memberikan informasi berapa banyak yang ia sudah kumpulkan.

Tetapi, Afian mengatakan bahwa sumbangan itu telah diberikan, terutama dalam Ether, serta Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Bloomberg, Minggu 27 Februari 2022, Afian ingin mencocokkan politisi top dengan alamat dompet kripto yang mereka gunakan untuk menerima mata uang digital.

Sejauh ini, ia dilaporkan telah menerima lebih dari 500 tip. Afian juga berencana menerbitkan daftar alamat politisi dalam dua hingga tiga hari ke depan, dan membagikannya dengan pertukaran kripto teratas.

Baca Juga: Kalina Oktarani Klarifikasi Tudingan Perselingkuhan, Vicky Prasetyo: Bagaimana Sih Ngundang Podcast Begitu

“Tujuannya untuk menandai alamat-alamat ini sebagai orang "beracun" dan mencegah orang dan bisnis bertransaksi dengan mereka,” kata Afian.

“Kami ingin mereka memahami bahwa mereka tidak diterima di Ukraina atau di kripto,” tambah Afian.

Menurut Afian, data tersebut juga nantikan akan dibagikan dengan perusahaan analitik blockchain Chainalysis.

Namun, ia tidak berharap mendapatkan alamat milik Presiden Rusia Vladimir Putin, yang terkenal curiga terhadap teknologi dan dilaporkan tidak menggunakan ponsel.

Baca Juga: 198 Warga Ukraina Dilaporkan Tewas dalam Invasi Rusia, Tiga di Antaranya Masih Anak-Anak

“Saya tidak berpikir dia menggunakan cryptocurrency,” kata Afian.

Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, sepakat untuk memutuskan jaringn bank Rusia dari SWIFT atau sistem pengiriman pesan yang digunakan untuk transaksi antara ribuan bank di seluruh dunia.

Langkah tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian sanksi internasional yang dirancang untuk mengisolasi Rusia dari sistem keuangan global.

Langkah-langkah ini meningkatkan tekanan bagi Rusia untuk menemukan cara alternatif untuk memindahkan kekayaan mereka dengan kripto sebagai opsi potensial.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah