Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, Ini Dampak Positif dan Negatif untuk Indonesia
Pemerintah Suriah mengumumkan niatnya untuk mengembangkan rencana selama dua bulan ke depan dalam mengatur distribusi semua turunan minyak dan secara bertahap mengurangi jumlah yang dipasok ke pasar.
Pejabat pemerintah Suriah juga telah bertemu di Damaskus guna membahas kemungkinan fluktuasi ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi pasar lokal, terutama energi, makanan dan transportasi.
Di Teluk, Kuwait dikabarkan memiliki cukup gandum dan biji-bijian untuk bertahan lebih dari setahun di tengah kecemasan yang meluas atas dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Volume impor tahunan Kuwait dari Ukraina bernilai sekitar Rp616 miliar, yang sebagian besar adalah barang-barang non-makanan, sebuah sumber pemerintah mengatakan kepada Al-Qabas.
Baca Juga: Kapal Perang Amerika Serikat Lintasi Selat Taiwan, China: Itu Tindakan Provokatif
Kuwait merasa aman karena bahan makanan di pasar lokalnya kebanyakan diimpor dari Asia, Eropa dan Afrika, bukan dari wilayah yang tengah berperang saat ini.
Baik Rusia maupun Ukraina adalah pemasok utama gandum dunia, jelai dan biji-bijian pokok lainnya. Wilayah timur Ukraina, yang paling rentan terhadap serangan Rusia, memiliki lahan pertanian paling produktif.***