PR DEPOK - Beberapa negara Arab, termasuk Yaman dan Tunisia, kini tengah mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan makanan mereka akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Eye pada Minggu, 27 Februari 2022, wilayah Timur Tengah bersiap hadapi kekurangan bahan bakar dan makanan setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Di Yaman, sektor komersial dan ekonominya dikabarkan akan sangat terdampak, terutama jika Rusia dan sekutunya semakin memperketat blokade di pelabuhan Yaman.
Abd al-Salam al-Aghbari, seorang pedagang gandum, mengatakan bahwa pasar Yaman sangat bergantung pada gandum yang diimpor dari Rusia dan Ukraina.
Yaman mengimpor sebagian besar gandumnya dari Rusia, Australia, Ukraina, dan Amerika. Sumber mengkonfirmasi bahwa gandum diimpor melalui negara-negara Arab seperti Mesir, yang pada gilirannya bergantung pada impor dari Rusia dan Ukraina juga.
Di Tunisia, yang mengimpor sekitar 80 persen gandumnya dari Ukraina, rasa kekhawatiran meningkat menyusul pecahnya perang di Eropa timur.
Selain kemungkinan terganggunya pengiriman gandum, anggaran Tunisia juga mengalami tekanan akibat lonjakan harga minyak di pasar global.
Sementara di Suriah, pemerintah Bashar al-Assad yang pro Rusia berencana melakukan sejumlah langkah penghematan mengingat invasi Rusia ke Ukraina dan potensi dampaknya terhadap ekonominya.