PR DEPOK - Ukraina masih gigih perang melawan Rusia yang terus berupaya mengambil alih kemerdekaan negaranya lewat invasi militer, termasuk Volodymyr Zelenskyy sebagai pemimpin negara tersebut.
Meski Volodymyr Zelenskyy terus bertahan dalam perang melawan Rusia, AS dan sejumlah negara sekutu mulai membahas garis suksesi jika Presiden Ukraina ditangkap atau dibunuh.
AS dan negara-negara sekutu mulai diskusi soal garis suksesi kepemimpinan Ukraina, yang mana ini sebagai langkah antisipasi untuk kemungkinan terburuk terjadi, seperti jika Volodymyr Zelenskyy ditangkap atau dibunuh oleh pihak Rusia dalam perang pelik itu.
Diketahui, Ukraina memiliki konstitusi yang menguraikan bahwa Ketua Parlemen, Ruslan Stefanchuk dapat menggantikan posisi Presiden jika sesuatu terjadi pada mereka.
Sedangkan, di luar Ketua Parlemen tidak jelas tentang garis suksesi menurut konstitusi Ukraina.
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari New York Post, para pejabat Ukraina mengaku hanya ingin fokus memenangkan pertempuran melawan Rusia daripada bekerja di garis suksesi.
Di sisi lain, pejabat AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menyatakan tidak akan mengakui pemerintahan boneka yang dibentuk Rusia, jika Kyiv jatuh, sehingga mulai berupaya membuka diskusi untuk rencana garis suksesi yang mengangkat pemimpin sah untuk merongrong pemerintah ala Rusia di Ukraina itu.
Sebagai antisipasi berikutnya, disebutkan untuk melindungi kemerdekaan Ukraina, pejabat AS dilaporkan telah mendesak Ukraina untuk tidak mengizinkan pejabat senior untuk tetap di tempat yang sama untuk jangka waktu yang lama dan pindah ke lokasi di luar ibu kota negara.