PR DEPOK – Sejumlah produsen makanan kemasan dan kebutuhan rumah tangga, memutuskan untuk tetap menjual produk mereka di Rusia.
Hal ini berbeda dengan beberapa perusahaan raksasa yang memutuskan menutup dan menghentikan operasionalnya di Rusia, setelah negara tersebut melakukan invasi ke Ukraina.
Seperti yang dilakukan Protecter & Gamble Co dan Unilever Plc. Mereka memutuskan untuk tetap menjual produk-produk pentingnya di Rusia.
Unilever maupun Protecter & Gamble melihat, produk mereka masih dibutuhkan, karena warga Rusia sangat bergantung pada produk kebutuhan pokok tersebut.
Meski begitu, kedua perusahaan raksasa ini tetap mengikuti kebijakan pemberian sanksi yang sudah diputuskan negaranya masing-masing kepada Rusia.
Kedua perusahaan itu pun memutukan akan mengakhiri investasi modal baru dan tidak akan beriklan di Rusia.
Unilever misalnya. Mereka juga telah menangguhkan semua impor dan ekspor produk ke dalam dan ke luar negeri.
Begitu juga dengan perusahaan makanan terbesar di dunia, Nestle dan Danone. Mereka menangguhkan seluruh investasinya dan tidak akan beriklan di Rusia.
"Saya memberi mereka pujian karena melakukan lebih banyak hari ini daripada yang mereka lakukan kemarin," kata Jeffrey Sonnenfeld, seorang profesor di Yale School of Management seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters pada Kamis, 10 Maret 2022.
Menurut Sonnenfeld, makin banyaknya perusahaan yang menarik diri dari Rusia, maka potensi perdamaian dunia semakin besar.
Sementara, perusahan cokelat Cadbury Mondelez International dan Kimberly-Clark, produsen popok Higgies, hingga saat ini belum memutuskan untuk melakukan pembatasan produksi di Rusia.
“Ini bukan tentang keuntungan murni. Ini tentang, apakah Anda akan terus memproduksi hal-hal yang dibutuhkan orang?,” kata Katie Denis, juru bicara Asosiasi Merek Konsumen, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili perusahaan termasuk P&G dan Mondelez.***