Perang Hari ke-22 di Ukraina: Vladimir Putin Nilai Negara Barat Gagal, Joe Biden Sebut Presiden Rusia Penjahat

- 17 Maret 2022, 11:30 WIB

 

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-22 semenjak Vladimir Putin menyatakan operasi khusus pada Februari 2022.

Ukraina dan Rusia sejauh ini terus mengupayakan negosiasi guna menghentikan perang tersebut.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sudah menggelar pembicaraan dan dinilai positif.

Baca Juga: Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus Doni Salmanan, Rizky Febian: Saya Mencoba Jujur untuk Apapun

Meski demikian, perang tetap berlanjut yang justru dikhawatirkan pemimpin Uni Eropa bahwa Rusia sedang mempermainkan Ukraina.

Menurut Lavrov, Rusia dan Ukraina sudah melakukan pembicaraan yang serius terkait perang ini.

“Ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi. Status netral sekarang sedang dibahas secara serius bersama, tentu saja, dengan jaminan keamanan,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Baca Juga: Patricia Gouw Rugi Dua Miliar dan Alami Stres, Kuasa Hukum Ungkap Nilai Total Kerugian Capai Triliunan

Dalam negosiasi tersebut, dihasilkan 15 poin rancangan perdamaian yang diusulkan antara Rusia dan Ukraina.

Menurut perunding Ukraina Mykhailo Podolyak, poin-poin itu hanya permintaan Rusia yang mencakup gencatan senjata dan penarikan Rusia jika Kyiv menyatakan netralitas dan menerima batasan pada angkatan bersenjatanya.

Pasukan Rusia baru-baru ini mengebom kompleks teater dan kolam renang tempat warga sipil berlindung di kota pelabuhan Mariupol yang dikelilingi Ukraina.

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja 2022 Lewat HP untuk Ikuti Seleksi Gelombang 24

Padahalnya, menurut Pavlov Kurylenko kepala administrasi regional Donetsk, lokasi tersebut dipakai wanita hamil dan anak-anak untuk berlindung.

Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hati rakyat Ukraina hancur oleh serangan itu. Dia juga menyamakan pengepungan kota itu dengan Leningrad dalam Perang Dunia II.

Sementara itu, Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.

Baca Juga: Aleix Espargaro Ketemu Emak-Emak Lagi, Boncengan Tanpa Helm Sambil Gendong Bayi

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov lantas mengatakan komentar Joe Biden adalah retorika yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan.

Sedangkan Vladimir Putin mengatakan negara Barat tidak akan berhasil mencapai dominasi global dan memecah belah Rusia.

Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada para menteri pemerintah, Vladimir Putin melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam mengakui rasa sakit yang ditimbulkan sanksi barat terhadap ekonomi Rusia, tetapi bersikeras negara itu dapat menahan pukulan itu.

Baca Juga: Apresiasi Penonton MotoGP yang Bersepeda dari Bandung ke Lombok, Zulkieflimansyah: Kami Siapkan Tiket Gratis

Dewan Keamanan PBB akan bertemu Kamis atas permintaan enam negara barat yang mengupayakan sidang terbuka tentang Ukraina.

“Rusia melakukan kejahatan perang dan menargetkan warga sipil. Perang ilegal Rusia di Ukraina adalah ancaman bagi kita semua,” tulis PBB.

Untuk diketahui, tercatat ada 43 serangan terhadap fasilitas kesehatan Ukraina, infrastruktur, dan pekerja sejak awal invasi Rusia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah