AS Khawatir Perang Dunia III Dimulai, Rusia Punya Senjata Nuklir Baru Saat Invasi di Ukraina

- 19 Maret 2022, 10:00 WIB
Anggota militer Ukraina terlihat bersiaga di atas tank di wilayah Makariv saat invasi Rusia ke Ukraina,  pada 4 Maret 2022. Vladimir Putin dikhawatirkan menggunakan senjata nuklir dalam invasi Moskow.
Anggota militer Ukraina terlihat bersiaga di atas tank di wilayah Makariv saat invasi Rusia ke Ukraina, pada 4 Maret 2022. Vladimir Putin dikhawatirkan menggunakan senjata nuklir dalam invasi Moskow. /Maksim Levin/Reuters

PR DEPOK – Rusia yang saat ini tengah menginvasi Ukraina justru mendatangkan kekhawatiran baru untuk Amerika Serikat (AS).

Letnan Jenderal Scott Berrier, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS mengatakan Vladimir Putin akan semakin dekat untuk mengerahkan serangan nuklir jika Ukraina masih terus melakukan perlawanan.

Kekhawatiran akan serangan nuklir Rusia ke Ukraina ini disampaikan Letnan Jenderal Scott Berrier pada Kamis lalu.

Baca Juga: Fuji dan Thariq Halilintar Diisukan Putus Lantaran Sempat Hapus Foto Berdua, Denny Darko: Biasanya Bermasalah

Menurutnya, kemungkinan serangan nuklir di Kyiv, Ibu Kota Ukraina semakin meningkat karena pasukan Ukraina yang terus menahan Rusia justru membuat Vladimir Putin putus asa.

Vladimir Putin yang putus asa menurutnya akan menjadi ancaman bagi seluruh dunia.

"Karena perang ini dan konsekuensinya perlahan-lahan melemahkan kekuatan konvensional Rusia, Rusia kemungkinan akan semakin mengandalkan penangkal nuklirnya untuk memberi sinyal kepada Barat dan memproyeksikan kekuatan kepada audiens internal dan eksternalnya," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Baca Juga: 20 Tentara Elite Rusia Tewas di Ukraina, Berikut Daftar Lengkapnya

Diberitakan sebelumnya, Rusia mengklaim sedang mengembangkan rudal yang mampu menghindari pertahanan Barat untuk memastikan bahwa Rusia secara kredibel dapat menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diterima di Barat.

Terkait senjata-senjata Rusia yang terbaru beberapa kali dikeluarkan dalam invasi di Ukraina.

Baru-baru ini, Rusia mengerahkan rudal non-nuklir yang dilengkapi dengan proyektil umpan, fitur yang belum pernah dilihat oleh negara Barat.

Baca Juga: Link Live Streaming AS Monaco vs PSG di Liga Prancis Minggu, 20 Maret 2022 Pukul 19.00 WIB

Cara ini menurut negara Barat memberikan gambaran sekilas tentang persenjataan yang dapat dipasang pada bom paling dahsyat di gudang senjata Vladimir Putin. 

Tidak hanya itu, upaya AS untuk melemahkan tujuan Rusia di Ukraina juga menjadi faktor yang semakin menguatkan kemungkinan Vladimir Putin menggunakan senjata rahasianya.

“Upaya AS untuk melemahkan tujuan Rusia di Ukraina dikombinasikan dengan persepsinya bahwa Amerika Serikat adalah negara yang mengalami kemunduran, dapat mendorong Rusia untuk terlibat dalam tindakan yang lebih agresif tidak hanya di Ukraina sendiri, tetapi juga secara lebih luas dalam persepsi konfrontasinya dengan Barat,” kata Berrier.

Baca Juga: Pasukan Suriah dan Iran Resmi Bantu Rusia di Ukraina, Gaji dan Tunjangan Kematian Jadi Pemikat

Dia menambahkan bahwa motivasi utama untuk invasi adalah tekad Rusia untuk memulihkan lingkup pengaruh atas Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya.

Sejauh ini, Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mundur dalam invasinya di Ukraina.

"Meskipun perlawanan yang lebih besar dari yang diantisipasi dari Ukraina dan kerugian yang relatif tinggi pada fase awal konflik, Moskow tampaknya bertekad untuk maju terus dengan menggunakan kemampuan yang lebih mematikan sampai pemerintah Ukraina bersedia berdamai dengan Moskow," ujarnya. 

Baca Juga: Rudi Salim Usai Diperiksa Terkait Kasus Indra Kenz: Saya Pikir YouTuber, Influencer Keren, ‘Murah Banget’

Sementara itu, seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengatakan kepada Bloomberg pada hari Kamis bahwa invasi sebagian besar terhenti dengan Rusia mengandalkan lebih dari 1.000 serangan rudal jarak jauh ke Ukraina.

Kondisi tersebut semakin memicu kekhawatiran bahwa Vladimir Putin yang malu akan berani mengambil alih konflik nuklir dan mungkin memicu Perang Dunia III.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah