PR DEPOK - Perang Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-54 yang semakin menelan banyak kerugian.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda menjanjikan yang mengindikasikan Rusia dan Ukraina mengambil jalur damai.
Rusia masih terus mengupayakan serangan dan strategi untuk merebut wilayah strategis Ukraina.
Sedangkan, Ukraina tetap berupaya melawan dan mempertahankan wilayahnya agar tidak jatuh ke Rusia.
Terkait upaya ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta negara Barat mengirimkan lebih banyak senjata ke negaranya.
"Setiap penundaan adalah izin bagi Rusia untuk mengambil nyawa orang Ukraina,” katanya dalam pidato seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.
Baca Juga: Buka kemnaker.go.id untuk Cek Daftar Penerima BSU dan Pengumuman Informasi Terbaru
Ia lantas mendesak mendesak negara Barat untuk mengirim senjata karena nasib Ukraina tergantung pada mereka.
Tidak hanya itu, Volodymyr Zelensky juga mengklaim bahwa wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di selatan Ukraina sedang dipindahkan ke zona rubel dan berada di bawah administrasi Rusia.
Menurutnya, tindakan Rusia di wilayah itu mengikuti contoh yang disebut republik separatis DPR dan LPR.
Rusia juga telah mengultimatum pasukan Ukraina yang menempati wilayah Mariupol untuk menyerah dengan jaminan keselamatan.
Akan tetapi, Ukraina telah bersumpah bahwa pasukannya akan berjuang sampai akhir di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Volodymyr Zelensky mengatakan telah mengundang Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengunjungi Ukraina untuk melihat sendiri bukti bahwa pasukan Rusia telah melakukan genosida.
Baca Juga: Semakin Panas, Rusia Kemungkinan Pakai Senjata Nuklir dan Serang Pangkalan NATO
Lalu, Volodymyr Zelensky juga mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mengunjungi Ukraina dan menegaskan kembali bahwa dia tidak bersedia menyerahkan wilayah di timur negara itu untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
Ia berharap Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Ukraina,
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa telah mendesak negara-negara anggota untuk memasok Ukraina dengan sistem senjata dengan cepat dan menyarankan bahwa putaran sanksi Uni Eropa berikutnya dapat menargetkan Sberbank Rusia yang kuat.
Baca Juga: Ukraina Abaikan Ultimatum di Mariupol, Rusia Berikan Ancaman Ini
Ukraina sejauh ini juga telah menyelesaikan kuesioner yang akan menjadi titik awal bagi Uni Eropa untuk memutuskan keanggotaan Kyiv.
Serangkaian serangan udara baru Rusia telah terjadi sebagai pengingat akhir pekan ini bahwa perang di Kyiv masih jauh dari selesai, meskipun tanda-tanda kehidupan yang lebih normal di sana.
Oleg Synegubov, kepala administrasi regional Kharkiv mengatakan pasukan Ukraina berhasil mendorong Rusia kembali ke timur kota dan beberapa desa dibebaskan.
Adapun Badan Pengungsi PBB melaporkan sebanyak 4.869.019 warga Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022, atau naik 32.574 dari total terakhir yang terdata di hari Sabtu.***