Baca Juga: Dapatkan Rp2,2 Juta dari PIP Kemdikbud untuk Siswa SD, SMP, SMA bisa Tanpa KIP dan KKS, Ini Caranya
Wimbledon, yang paling terkenal dari empat acara Grand Slam tenis, berlangsung dari 27 Juni hingga 10 Juli tahun ini.
Para pejabat Rusia telah bereaksi dengan marah atas laporan larangan tersebut, dengan menganggapnya tidak dapat diterima.
"Sekali lagi mereka hanya mengubah atlet menjadi sandera prasangka politik, intrik politik," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Ini tidak bisa diterima. Mempertimbangkan bahwa Rusia adalah negara tenis yang sangat kuat, atlet kami berada di peringkat teratas dunia, kompetisi itu sendiri akan menderita karena tersingkirnya mereka,” ujarnya.
Badan pengatur tenis telah melarang Rusia dan Belarusia dari kompetisi tim internasional setelah invasi 24 Februari.
Namun pemain Rusia dan Belarusia telah diizinkan untuk bersaing dalam tur tetapi tidak di bawah nama atau bendera negara mereka.
Saat ini, pemain Rusia dan Belarusia masih bisa berlaga di Prancis Open yang dimulai Mei mendatang.
"Saya pikir keputusan ini salah tetapi tidak ada yang bisa kita ubah," kata Presiden Federasi Tenis Rusia Shamil Tarpischev.