Wabah Hepatitis Misterius yang Melanda Anak-anak Terus Diselidiki, Ahli Peringatkan Hanya 'Puncak Gunung Es'

- 26 April 2022, 11:27 WIB
ILUSTRASI - Para ahli memperingatkan bahwa wabah hepatitis misterius yang melanda anak-anak hanya 'puncak gunung es' saja.
ILUSTRASI - Para ahli memperingatkan bahwa wabah hepatitis misterius yang melanda anak-anak hanya 'puncak gunung es' saja. /Pixabay

PR DEPOK – Para ahli menyebut bahwa puluhan kasus hepatitis misterius yang terjadi pada anak-anak di beberapa negara bisa jadi hanya 'puncak gunung es'.

Kasus hepatitis berat yang melanda anak-anak di beberapa negara itu telah meningkatkan kekhawatiran terkait wabah global baru.

Hampir 170 anak-anak telah jatuh sakit di seluruh dunia sejak kasus pertama terdeteksi di Skotlandia pada akhir Maret, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail, wabah hepatitis tersebut menyebabkan satu telah meninggal dan 17 membutuhkan transplantasi hati.

Baca Juga: Tanpa KIP dan KKS Anda Bisa Daftar PIP Kemdikbud untuk Dapat Bantuan Capai Rp2,2 Juta bagi Siswa SD, SMP, SMA

Tetapi ahli virologi terkemuka khawatir jumlah korban sebenarnya bisa lebih tinggi karena banyak orang tua mungkin mengabaikan tanda-tanda peringatan.

Hepatitis atau disebut juga sebagai penyakit kuning ditemukan pada kurang dari setengah anak yang sakit.

Gejala lain, seperti mual, diare, lesu, dan sakit perut biasanya disebabkan oleh penyakit lain, seperti keracunan makanan atau norovirus.

Profesor Simon Taylor-Robinson, ahli hepatologi dari Imperial College London, mengatakan bahwa menurutnya, ada lebih banyak kasus di luar sana.

Baca Juga: Finlandia dan Swedia Berencana Gabung dengan NATO pada Bulan Mei, Rusia Beri Ancaman

“Saya membayangkan ada lebih banyak kasus daripada yang dilaporkan, tetapi kemungkinannya tidak terlalu parah,” tandasnya.

Ditanya apakah ini bisa menjadi puncak gunung es, Profesor Taylor-Robinson mengiyakan.

Dua belas negara telah menemukan kasus hepatitis yang tidak diketahui asalnya, termasuk 114 anak-anak Inggris dan 11 orang Amerika diketahui telah sakit.

Kepala kesehatan percaya penyakit itu mungkin dipicu oleh adenovirus yang biasanya penyebab pilek.

Baca Juga: Kejagung akan Periksa Kepala Biro Hukum Kemendag terkait Kasus Korupsi Fasilitas CPO Ekspor Minyak Goreng

Para ahli mengatakan lockdown mungkin telah melemahkan kekebalan anak-anak dan membuat mereka lebih rentan terhadap virus, atau mungkin versi yang bermutasi.

Investigasi sedang berlangsung tetapi para pejabat belum mengesampingkan varian Covid baru. Teori lain adalah bahwa anak-anak mungkin telah berjuang melawan adenovirus pada saat yang sama dengan Covid.

Pejabat kesehatan Inggris telah mengesampingkan vaksin Covid sebagai kemungkinan penyebab, karena tidak ada anak-anak Inggris yang sakit yang divaksinasi. Tak satu pun dari kasus di AS yang juga telah divaksinasi.

“Saya pikir kemungkinan anak-anak yang bercampur di taman kanak-kanak dan sekolah memiliki kekebalan yang lebih rendah terhadap adenovirus musiman daripada tahun-tahun sebelumnya karena lockdown.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Minyak Goreng Online, Segera Unduh Aplikasi Cek Bansos untuk Dapat Bantuan Rp300 Ribu

“Ini berarti mereka bisa lebih berisiko terkena hepatitis karena respon imun mereka lebih lemah terhadap virus,” jelas Profesor Taylor-Robinson.

Dia mengatakan anak-anak cenderung tidak mengeluh tentang gejala daripada orang dewasa, dan mendesak orang tua untuk waspada terhadap masalah awal termasuk sakit perut dan mata menguning.

Namun dia menambahkan tidak ada alasan untuk panik karena dalam 99 persen kasus, hati mampu beregenerasi dan kemungkinan membutuhkan transplantasi atau kematian karena kondisinya rendah.

Pimpinan WHO telah menerima laporan setidaknya 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya dari 12 negara.

Baca Juga: Segera Daftar DTKS Kemensos untuk Dapat Bansos BPNT Sembako dan PKH Lewat HP atau Datang Langsung

Kasus terdeteksi pada anak-anak berusia satu bulan hingga 16 tahun, yang sebagian besar dirawat di rumah sakit. WHO belum mengungkapkan di negara mana satu-satunya kematian yang diketahui terjadi.

Kasus hepatitis pertama tercatat di Inggris, di mana 114 anak kini sakit. Tiga belas kasus telah terdeteksi di Spanyol, 12 di Israel dan 11 di AS termasuk sembilan di Alabama dan dua di North Carolina.

Penyakit yang tidak biasa ini juga terjadi di Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Prancis, Norwegia, Rumania, dan Belgia.

“Belum jelas apakah telah terjadi peningkatan kasus hepatitis, atau peningkatan kesadaran kasus hepatitis yang terjadi tetapi tidak terdeteksi,” ujar WHO.

Baca Juga: Apakah BSU 2022 Sudah Cair? Simak Jadwal Pencairan dan Cara Cek Nama Penerima di kemnaker.go.id

Namun, ilmuwan lain telah menyebut jumlah kasus parah pada anak-anak tidak biasa.

Richard Pebody, yang mengepalai tim patogen ancaman tinggi di WHO, mengatakan bahwa meskipun jumlahnya tidak besar, konsekuensinya cukup parah.

Tak satu pun dari kasus tersebut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yang khas yakni hepatitis A, B, C, D dan E.

Baca Juga: Apakah BLT UMKM 2022 Tahap 3 Sudah Cair? Login efrom.bri.co.id Sekarang, Cari Tahu Status Penerima

Para ahli mengatakan kasus tersebut mungkin terkait dengan virus yang umumnya terkait dengan pilek, yang dikenal sebagai adenovirus, tetapi penelitian lebih lanjut sedang berlangsung.

“Saat ini adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, penyelidikan sedang berlangsung untuk penyebabnya,” tandas WHO.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah