PR DEPOK – Rusia baru-baru ini merilis data terbaru terkait produksi minyak dan pendapatan negara sebagai dampak dari invasi di Ukraina.
Dilaporkan bahwa produksi minyak Rusia berada di jalur untuk turun ke level terendah sejak 18 tahun tahun ini karena sanksi Barat akibat invasi di Ukraina, serta keluarnya perusahaan minyak asing yang mempersulit ekstraksi dan mengurangi permintaan.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov bahwa produksi minyak Rusia bisa turun 17 persen tahun ini karena dampak perang di Ukraina.
Baca Juga: BSU 2022 Kapan Cair? Simak Penjelasan Cara Mencairkan dan Besaran Dana yang Akan Disalurkan
“Bagaimana penjualan akan dilakukan lebih lanjut sulit untuk dinilai sekarang,” kata Siluanov seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Mosow Times pada Rabu, 28 April 2022.
Rusia memproduksi rata-rata hampir 11 juta barel per hari sebelum perang sebelum invasi di Ukraina, dan tercatat sebagai produsen minyak terbesar ketiga di dunia.
Akibat invasinya, Siluanov memprediksi Rusia tampaknya akan memproduksi minyak rata-rata 9,13 juta barel per hari tahun ini, terendah sejak 2004.
Terkait hal ini, Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk menemukan pasar alternatif untuk ekspor energi Rusia saat Uni Eropa yang bergantung pada minyak Rusia memperdebatkan kemungkinan embargo.