Unit-unit tempur juga mempraktekkan tindakan dalam kondisi radiasi dan kontaminasi bahan kimia.
Adapun latihan tersebut dilaporkan melibatkan lebih dari 100 prajurit.
"Selama dua minggu sekarang, kami telah mendengar dari layar televisi kami bahwa silo nuklir harus dibuka," kata editor surat kabar Rusia Dmitry Muratov seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.
Diberitakan sebelumnya bahwa Vladimir Putin melancarkan serangan rudal paling mematikan di Ukraina selama hampir sebulan yang menewaskan lebih dari 20 orang dan menyebabkan pemadaman listrik di puluhan ribu rumah.
Para pejabat mengatakan lebih dari 20 rudal ditembakkan dari Laut Kaspia dalam serangan dahsyat yang menghantam gardu listrik di dekat rel kereta api dan daerah pemukiman, menjerumuskan ratusan ribu warga sipil yang ketakutan ke dalam kegelapan.
Serangan ini merupakan upaya Rusia yang bersiap untuk merayakan Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Jadwal Pencairan PKH dan BPNT hingga Bocoran BSU 2022 Kapan Cair
Terkait situasi ini, dikhawatirkan Vladimir Putin akan menggunakan kesempatan itu untuk mendeklarasikan perang habis-habisan terhadap Ukraina daripada tindakan yang saat ini disebut sebagai operasi militer khusus.
Militer Rusia kemarin mengatakan telah menggunakan senjata berpemandu yang diluncurkan dari laut dan udara, termasuk rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan dari kapal selam, untuk menghancurkan fasilitas listrik di lima stasiun kereta api di seluruh Ukraina, sementara artileri dan pesawat juga menyerang markas pasukan dan depot bahan bakar dan amunisi.