Sebut Tak Ingin Perang antara Rusia dan Ukraina Berlanjut, Presiden Belarusia: Kami Melakukan Segalanya

- 6 Mei 2022, 12:09 WIB
Presiden Belarusia menyebut bahwa ia tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina berlanjut hingga waktu yang lama.
Presiden Belarusia menyebut bahwa ia tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina berlanjut hingga waktu yang lama. /Sputnik/Alexander Astafyev/Pool via Reuters/

PR DEPOK – Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan dia tidak menginginkan serangan Rusia di Ukraina berlangsung lama.

Menurut Presiden Belarusia itu, dia melakukan "segalanya" untuk menghentikan perang di Ukraina yang berlangsung lebih dari dua bulan.

Lukashenko membela apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus yang digambarkan sendiri oleh Rusia.

Ia juga menuduh Ukraina memprovokasi Rusia, tetapi mengatakan dia tidak mengira perang tersebut akan berlarut-larut.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Kemensos Offline di Kelurahan, Dapatkan Bansos PKH hingga BPNT Mei 2022

“Tetapi saya tidak bisa mengatakan apakah operasi itu berjalan sesuai rencana, seperti yang dikatakan orang Rusia, atau seperti yang saya rasakan. Saya ingin menekankan sekali lagi, saya merasa operasi ini telah berlarut-larut,” kata Lukashenko, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Dia bersikeras bahwa Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina dan merupakan sekutu setia Moskow, mendorong kesepakatan damai antara kedua belah pihak.

“Kami dengan tegas tidak menerima perang apa pun. Kami telah melakukan dan sedang melakukan segalanya sekarang sehingga tidak ada perang. Terima kasih kepada Anda, saya, negosiasi antara Ukraina dan Rusia telah dimulai,” kata Lukashenko.

Baca Juga: Bantu Membunuh Jenderal Rusia, AS Klaim Berikan Intelijennya pada Pasukan Ukraina

"Tetapi mengapa Ukraina tidak tertarik dengan negosiasi ini?" tandasnya.

Lukashenko juga mengatakan tidak setuju untuk menggunakan senjata nuklir tetapi menambahkan dia tidak bisa mengatakan apakah Rusia memiliki rencana seperti itu.

Rusia mengerahkan pasukan ke wilayah Belarusia dengan dalih latihan militer sebelum meluncurkan invasi dan kemudian menyalurkan pasukan ke Ukraina ketika memulai serangan pada 24 Februari.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Bansos Rp600 Ribu Lewat HP untuk Pelaku UMKM, Buka Link Segera

Lukashenko secara terbuka mendukung langkah tersebut, menuduh pada pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Maret bahwa Ukraina berencana untuk menyerang Belarusia dan serangan Moskow mencegahnya.

Dia mengatakan membawa peta untuk menunjukkan kepada Putin dari mana dugaan serangan itu seharusnya terjadi tetapi tidak memberikan bukti lain untuk mendukung klaim tersebut.

Wawancara tersebut dilakukan setelah militer Belarus mengumumkan latihan cepat awal pekan ini yang menimbulkan kekhawatiran di Ukraina. Namun, Lukashenko mengatakan latihan itu tidak menimbulkan ancaman.

Baca Juga: 10 Tahun Menanti, PMI Asal Sigi yang Sakit Stroke Akhirnya Berhasil Pulang

"Kami tidak mengancam siapa pun dan kami tidak akan mengancam dan tidak akan melakukannya," katanya.

Sebelumnya, juru bicara layanan perbatasan negara Ukraina mengatakan Kyiv tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Moskow masih dapat menggunakan militer Belarusia sebagai bagian dari ofensifnya.

Andriy Demchenko mengatakan Ukraina siap untuk mobilisasi semacam itu oleh militer tetangganya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah