Kepala Intelijen Nasional AS: Vladimir Putin Sedang Mempersiapkan Konflik Berkepanjangan di Ukraina

- 11 Mei 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi - Kepala intelijen nasional AS menyebut bahwa Vladimir Putin tengah mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina.
Ilustrasi - Kepala intelijen nasional AS menyebut bahwa Vladimir Putin tengah mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina. /REUTERS/Sergey Pivovarov.

"Kami melihat indikasi bahwa militer Rusia ingin memperpanjang jembatan darat ke Transnistria," ujar Haines, mengacu pada wilayah separatis Moldova yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan barat daya Ukraina.

Namun, dia mengatakan pasukan Rusia saat ini tidak cukup besar atau kuat untuk merebut dan menguasai semua wilayah itu tanpa mobilisasi pasukan dan sumber daya yang lebih umum dari masyarakat Rusia.

Pemimpin Rusia, jelas Haines, menghadapi ketidaksesuaian antara ambisinya dan kemampuan militer konvensional Rusia saat ini.

Baca Juga: Sedang Tayang LIVE STREAMING Uber Cup 2022: Duet Bilqis vs Akane Yamaguchi!

"Kemungkinan berarti beberapa bulan ke depan dapat bergerak di sepanjang lintasan yang lebih tidak terduga dan berpotensi meningkat," katanya.

"Tren saat ini meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke cara yang lebih drastis, termasuk memberlakukan darurat militer, reorientasi produksi industri, atau opsi militer yang berpotensi meningkat untuk membebaskan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya," jelas Haines.

Pasukan Rusia akan melakukan lebih banyak upaya untuk mengganggu pasokan militer Barat untuk Ukraina, dan Moskow dapat mencoba untuk membalas sanksi ekonomi.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos PKH di cekbansos.kemensos.go.id, Ada BLT Balita Senilai Rp3 Juta per Tahun

Dia mengatakan bahwa pemimpin Rusia mengandalkan kemampuan untuk bertahan lebih lama dari dukungan Barat bagi Ukraina saat perang berlanjut.

"Putin kemungkinan besar juga menilai bahwa Rusia memiliki kemampuan dan kemauan yang lebih besar untuk menanggung tantangan daripada musuh-musuhnya, dan dia mungkin mengandalkan tekad AS dan UE untuk melemah karena kekurangan pangan, inflasi, dan harga energi semakin buruk," kata Haines.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x