Kepala Intelijen Nasional AS: Vladimir Putin Sedang Mempersiapkan Konflik Berkepanjangan di Ukraina

- 11 Mei 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi - Kepala intelijen nasional AS menyebut bahwa Vladimir Putin tengah mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina.
Ilustrasi - Kepala intelijen nasional AS menyebut bahwa Vladimir Putin tengah mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina. /REUTERS/Sergey Pivovarov.

PR DEPOK – Kepala Intelijen Nasional AS, Avril Haines, menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mengakhiri perang Ukraina dengan hanya dengan kampanye di Donbas (Ukraina Timur) saja.

Menurut Kepala Intelijen Nasional AS itu, Vladimir Putin bertekad untuk membangun jembatan darat ke wilayah yang dikuasai Rusia di Moldova.

Intelijen AS juga memandang semakin besar kemungkinan bahwa Vladimir Putin akan memobilisasi seluruh negaranya.

Rencana mobilisasi Vladimir Putin itu, menurut inteljen AS, termasuk memerintahkan darurat militer Rusia, dan mengandalkan kinerjanya untuk mengurangi dukungan Barat bagi Ukraina.

Baca Juga: Link Live Streaming Wolverhampton vs Manchester City di Liga Inggris

"Kami menilai Presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat untuk mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Intelijen AS menganggap keputusan Vladimir Putin untuk memusatkan pasukan Rusia di wilayah Donbas timur adalah hanya perubahan sementara setelah kegagalan mereka untuk merebut Kyiv di utara.

Haines menyebut bahwa pasukan Rusia masih berniat untuk memenangkan wilayah di seberang pantai Laut Hitam, sebagian untuk mengamankan sumber daya air untuk Krimea yang direbut Moskow pada 2014.

Baca Juga: Apakah Bansos PKH Mei 2022 Sudah Cair? Cek Penerima Bantuan di cekbansos.kemensos.go.id

"Kami melihat indikasi bahwa militer Rusia ingin memperpanjang jembatan darat ke Transnistria," ujar Haines, mengacu pada wilayah separatis Moldova yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan barat daya Ukraina.

Namun, dia mengatakan pasukan Rusia saat ini tidak cukup besar atau kuat untuk merebut dan menguasai semua wilayah itu tanpa mobilisasi pasukan dan sumber daya yang lebih umum dari masyarakat Rusia.

Pemimpin Rusia, jelas Haines, menghadapi ketidaksesuaian antara ambisinya dan kemampuan militer konvensional Rusia saat ini.

Baca Juga: Sedang Tayang LIVE STREAMING Uber Cup 2022: Duet Bilqis vs Akane Yamaguchi!

"Kemungkinan berarti beberapa bulan ke depan dapat bergerak di sepanjang lintasan yang lebih tidak terduga dan berpotensi meningkat," katanya.

"Tren saat ini meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke cara yang lebih drastis, termasuk memberlakukan darurat militer, reorientasi produksi industri, atau opsi militer yang berpotensi meningkat untuk membebaskan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya," jelas Haines.

Pasukan Rusia akan melakukan lebih banyak upaya untuk mengganggu pasokan militer Barat untuk Ukraina, dan Moskow dapat mencoba untuk membalas sanksi ekonomi.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos PKH di cekbansos.kemensos.go.id, Ada BLT Balita Senilai Rp3 Juta per Tahun

Dia mengatakan bahwa pemimpin Rusia mengandalkan kemampuan untuk bertahan lebih lama dari dukungan Barat bagi Ukraina saat perang berlanjut.

"Putin kemungkinan besar juga menilai bahwa Rusia memiliki kemampuan dan kemauan yang lebih besar untuk menanggung tantangan daripada musuh-musuhnya, dan dia mungkin mengandalkan tekad AS dan UE untuk melemah karena kekurangan pangan, inflasi, dan harga energi semakin buruk," kata Haines.

Dalam sidang yang sama, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS Letnan Jenderal Scott Berrier menyebut pertempuran saat ini sebagai sedikit jalan buntu.

Baca Juga: Disetujui UEFA, Liga Champions 2024-2025 Bakal Pakai Format Baru

Dia mengatakan itu bisa berubah jika Moskow secara resmi menyatakan perang dan memerintahkan mobilisasi militer umum untuk meningkatkan ukuran pasukannya.

“Jika Rusia tidak menyatakan perang dan memobilisasi, kebuntuan akan berlangsung untuk sementara waktu dan saya tidak melihat terobosan di kedua sisi,” kata Berrier.

"Jika mereka memobilisasi dan mereka menyatakan perang, itu akan membawa ribuan tentara lagi ke pertempuran, dan meskipun mereka mungkin tidak terlatih dan kompeten, mereka masih akan membawa massa dan lebih banyak amunisi," tuturnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x