PR DEPOK – Finlandia dan Swedia menyebut bahwa mereka optimis kesepakatan dapat ditemukan dengan Turki.
Pasalnya, Finlandia dan Swedia berusaha mencapai kepakatan dengan Turki atas keberatan negara itu terhadap mereka bergabung dengan NATO.
Kini, Finlandia dan Turki tengah sibuk dengan kegiatan diplomatik yang bertujuan untuk memuluskan jalan mereka untuk bisa bergabung dengan NATO.
Turki mengejutkan banyak sekutu NATO dengan mengatakan tidak akan mendukung keanggotaan untuk Swedia dan Finlandia.
"Pernyataan dari Turki telah sangat cepat berubah dan menjadi lebih keras selama beberapa hari terakhir," kata Presiden Finlandia Sauli Niinisto saat berpidato di depan parlemen Swedia.
"Tapi saya yakin, dengan bantuan diskusi yang konstruktif, kami akan menyelesaikan situasi ini," tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Niinisto mengatakan dia berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan sebulan yang lalu dan bahwa pesan itu kemudian mendukung keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO.
"Tapi dalam seminggu terakhir dia mengatakan 'tidak baik'. Itu berarti kita harus melanjutkan diskusi kita. Saya optimis," tandasnya.
Baca Juga: Tes IQ: Sangat Sulit, Gunakan Kecerdasan Visual Otak Anda untuk Temukan Babi dengan Cepat
Niinisto dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden untuk membahas keanggotaan di NATO.
Niinisto dari Finlandia mengatakan ratifikasi cepat oleh Amerika Serikat dapat memuluskan jalan menuju keanggotaan bagi dua tetangga Nordik itu, yang bergabung bersama Uni Eropa pada 1995.
"Jika Anda mendapat proses cepat di sana, itu membantu seluruh proses dan jadwal untuk keseluruhan proses," kata Niinisto dalam konferensi pers dengan Andersson di Stockholm.
Kedua negara mengajukan aplikasi resmi mereka pada Rabu, 18 Mei 2022.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan pemerintah yakin NATO dapat mencapai konsensus tentang tawaran tersebut.
"Kami tahu ada banyak dukungan untuk Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Turki mengatakan Swedia dan Finlandia menampung individu-individu yang terkait dengan kelompok yang dianggap teroris, yaitu kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan pengikut Fethullah Gulen, yang dituduh Ankara mengatur upaya kudeta 2016.
Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde menyebut, menjelang pembicaraan dengan timpalannya dari Turki pada pertemuan NATO di Berlin, bahwa Swedia, seperti anggota Uni Eropa lainnya, menganggap PKK sebagai organisasi teroris.
Baca Juga: Aturan Baru Dibolehkan Tak Pakai Masker di Area Terbuka Diberlakukan Mulai Hari Ini, Ada Syaratnya
Berbicara pada konferensi pers, Erdogan juga mengatakan Turki akan menentang tawaran NATO dari mereka yang menjatuhkan sanksi padanya.
Swedia dan Finlandia memberlakukan embargo ekspor senjata ke Turki setelah serangannya ke Suriah pada 2019.
Dari Stockholm, Andersson mengatakan Swedia siap untuk mengatasi segala hambatan dalam pembicaraan dengan Ankara.
Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH dan BPNT dengan Mengakses cekbansos.kemensos.go.id, Cuma Modal KTP
“Kami menantikan untuk melakukan dialog bilateral dengan Turki,” kata Andersson.
"Saya melihat, selain itu, ketika Swedia dan Turki adalah anggota NATO, ada juga peluang untuk mengembangkan hubungan bilateral antara negara kita," ujarnya.***