PR DEPOK – Seorang pria berusia 29 tahun di Berlin Jerman, menabrak kerumunan orang yang menewaskan seorang guru dan melukai 14 muridnya.
Insiden itu terjadi ketika mobil pria Jerman tersebut dua kali membelok ke trotoar di distrik perbelanjaan populer.
"Bukti terbaru menunjukkan ini adalah kasus orang sakit jiwa yang mengamuk," kata Iris Spranger, menteri dalam negeri Berlin, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Polisi mengidentifikasi pengemudi sebagai seorang pria Jerman-Armenia, yang kendaraannya akhirnya menabrak jendela toko.
Dia ditahan oleh para pengamat dan diserahkan kepada pihak berwenang.
Dinas pemadam kebakaran sebelumnya mengatakan 12 orang terluka dan enam berada dalam kondisi yang mengancam jiwa. Polisi kemudian mengatakan 14 siswa termasuk di antara yang terluka.
Sang guru yang menjadi korban dikabarkan sedang menemani kelas siswa kelas 10 dari kota kecil Bad Arolsen di negara bagian Hesse, Jerman tengah. Kemungkinan besar mereka berusia 16 dan 17 tahun.
Baca Juga: Capai Kesepakatan Pribadi dengan Liverpool, Darwin Nunez Ogah ke Manchester United
Para pejabat membantah laporan surat kabar Jerman Bild bahwa pengemudi telah meninggalkan surat pengakuan di dalam mobil.
Sebaliknya, penyelidik telah menemukan poster tentang Turki soal hubungan buruk dengan Armenia.
Insiden itu menghidupkan kembali kenangan tahun 2016, ketika seorang pria di daerah yang sama di Berlin membajak sebuah truk, membunuh pengemudi dan melaju ke pasar Natal yang ramai dan menewaskan 11 orang lagi.
Surat kabar Bild merilis gambar pengemudi yang ditahan, mengenakan pullover kuning, celana joging, dan sepatu olahraga merah.
Lebih dari 100 pekerja darurat mengerumuni tempat kejadian setelah insiden itu. Mobil Renault perak kecil itu tersangkut di dalam sebuah toko setelah menabrak kaca pelat.
"Pemerintah federal tentu saja mengetahui insiden mengerikan di Berlin hari ini dan sangat prihatin dan tertekan tentang hal itu," kata juru bicara pemerintah.
"Pikiran kami, simpati kami dengan yang terluka dan kerabat mereka," tambahnya.***