Vladimir Putin Sebut Barat Miliki 'Arogansi Kolonial', Tegaskan untuk Melanjutkan Peperangan di Ukraina

- 18 Juni 2022, 06:30 WIB
Dalam sebuah pidato terbarunya, Vladimir Putin menyebut Barat memiliki 'arogansi kolonial' dan ia tidak akan berhenti perang di Ukraina.
Dalam sebuah pidato terbarunya, Vladimir Putin menyebut Barat memiliki 'arogansi kolonial' dan ia tidak akan berhenti perang di Ukraina. /Sputnik/Evgeny Biyatov/Reuters

Baca Juga: Tanggal Berapa BPNT Kartu Sembako Juni 2022 Cair? Simak Jadwal dan Cara Cek Penerima di Link Resmi Kemensos

"Barat pada dasarnya menolak untuk memenuhi kewajibannya sebelumnya, ternyata tidak mungkin mencapai kesepakatan baru,” tuturnya.

“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang meningkatnya risiko dan ancaman bagi kami, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus terpaksa dilakukan. Sulit, tentu saja, tetapi terpaksa dan perlu,” ia menambahkan.

Dia menyebut kampanye itu sebagai tindakan negara berdaulat yang memiliki hak untuk mempertahankan keamanannya dan menuduh Barat tidak hanya mengobarkan perasaan anti-Rusia tetapi juga perampasan militer aktif atas wilayah Ukraina.

Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat menganggap dirinya utusan Tuhan di Bumi, dan bahwa sanksi Barat didasarkan pada premis yang salah bahwa Rusia tidak memiliki kedaulatan ekonomi.

Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 18 Juni 2022: Sebagian Jawa Barat Berpotensi Hujan Ringan hingga Sedang

“Washington dan sekutunya berusaha mengubah jalannya sejarah,” katanya.

Sesaat sebelum Putin akan mulai berbicara, Kremlin mengumumkan bahwa serangan dunia maya telah menonaktifkan sistem akreditasi dan penerimaan konferensi, memaksa mereka untuk menunda awal yang dijadwalkan dari pidatonya satu jam.

Putin mengatakan Uni Eropa bisa kehilangan miliaran dolar tahun ini karena sanksi, yang katanya akan pulih kembali pada mereka yang telah memberlakukannya.

Dia menolak anggapan bahwa Rusia bertanggung jawab atas kenaikan tajam harga global bahan makanan pokok dengan ungkapan bahwa kegagalan mengekspor lima atau enam ton gandum Ukraina dan enam atau tujuh ton jagung tidak mengubah keadaan.***

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah