PR DEPOK - Para warga sipil di Ukraina, termasuk seorang ibu berusia 22 tahun memutuskan melarikan diri setelah 4 bulan berlalu invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina.
Sembari menyusui bayinya yang berusia 1 tahun, seorang ibu bernama Lilya mengaku keputusannya melarikan diri karena merasa kesulitan.
"Tidak ada listrik, air, gas, tidak ada apa-apa. Penembakan terus menerus," ucap Lilya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
"Bagaimana harus hidup? Hidup disini sulit, itu sebabnya kami memutuskan pergi untuk menyelamatkan kami sendiri, hidup kami, anak kami, dan kerabat kami sendiri," tuturnya lagi.
Sebagian warga sipil Ukraina tidak sendiri saat hendak pergi melarikan diri, mereka dibantu oleh badan amal.
Seorang sukarelawan, Mark Poppert dari Nebraskan untuk badan amal RefugEase yang berbasis di Inggris turut memberikan pernyataan terkait misi penyelamatan warga Ukraina.
"Misi kami di sini adalah untuk memindahkan orang-orang dari daerah garis depan ke daerah yang lebih aman, ke stasiun kereta api Pokrovska," kata seorang sukarelawan ini menjelaskan.