Jepang Gelar Pemilihan Umum di Tengah Duka Meninggalnya Shinzo Abe akibat Serangan Senjata Api

- 10 Juli 2022, 14:45 WIB
Jepang tetap melakukan pemilihan umum di saat berduka atas meninggalnya Shinzo Abe.
Jepang tetap melakukan pemilihan umum di saat berduka atas meninggalnya Shinzo Abe. /REUTERS/Jorge Silva.

PR DEPOK - Jepang tetap gelar pemilihan umum sesuai jadwal di tengah duka meninggalnya Shinzo Abe akibat serangan senjata api.

Pemilih Jepang pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu untuk pemilihan parlemen yang mungkin memberi kesempatan menang Partai Demokrat Liberal (LDP) yang saat ini berkuasa.

Di mana partai tersebut mendapat gelombang dukungan setelah terbunuhnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, seorang politisi dominan dan pialang kekuasaan.

Baca Juga: Bocoran dari Menaker Soal Pencairan BSU 2022 dan Cara Cek Penerima di Link Resmi

Shinzo Abe, pemimpin modern terlama di Jepang, ditembak mati pada hari Jumat saat berpidato untuk mendukung seorang kandidat lokal di kota barat Nara.

Pembunuhan terhadap Shinzo Abe amat sangat dikutuk oleh lembaga politik sebagai serangan terhadap demokrasi itu sendiri.

10,44 persen warga Jepang mulai menggunakan hak pilihnya pada pukul 11.00 WIB (0200 GMT), kata Kementerian Dalam Negeri, di mana mengalami kenaikan dari 9,7% pada titik yang sama selama pemilihan umum terakhir pada tahun 2019.

Baca Juga: Jadwal Konser Musik dan Harga Tiket Masuk PRJ Kemayoran 2022 Hari Ini Minggu, 10 Juli 2022

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, sekitar 15,3% pemilih telah memberikan suaranya pada hari Jumat, menurut data yang dikeluarkan pemerintah. Polling ditutup pada jam 8 malam.

"Kami baru saja kehilangan Tuan Abe. Saya ingin LDP memenangkan banyak suara sehingga mereka dapat menjalankan negara secara stabil," kata Sakae Fujishiro, seorang pensiunan berusia 67 tahun yang memberikan suaranya untuk partai yang berkuasa di Bangsal Edogawa timur Tokyo.

Pemilihan umum untuk mengisi kursi di majelis tinggi parlemen yang kurang kuat biasanya dilihat sebagai referendum pada pemerintahan yang sedang menjabat.

Baca Juga: Resep Sate Kambing Sambal Taichan, Bisa Dibakar Pakai Teflon dan Dijamin Bikin Nagih

Jajak pendapat sebelum pembunuhan Shinzo Abe sudah menunjukkan hasil survei yang kuat untuk blok penguasa yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fumio Kishida, anak didik Abe.

Saat bangsa ini berduka, LDP dan mitra koalisi juniornya Komeito dapat memperoleh suara dari gelombang simpati yang potensial, menurut para analis politik.

"Koalisi LDP-Komeito yang berkuasa sudah berada di jalur menuju kemenangan yang solid," kata James Brady dari konsultan Teneo dalam sebuah catatan.

"Gelombang suara simpati sekarang bisa meningkatkan margin kemenangan," sambungnya.

Baca Juga: Fosil Tertua Nenek Moyang Manusia Ditemukan, Tulang Rahang Diyakini Berusia 1,4 Juta Tahun

Ada peningkatan penjagaan pihak kepolisian untuk Kishida di sebuah acara kampanye di kota barat daya Tokyo dan pemindai pendeteksi logam dipasang di tempat tersebut, tindakan keamanan yang tidak biasa di Jepang.

Polisi Nara mengatakan mereka telah menyita sepeda motor dan kendaraan milik tersangka pembunuhan, Tetsuya Yamagami.

Dari kendaraan tersebut, polisi mengambil nampan yang dibungkus dengan aluminium foil yang menurut tersangka digunakan untuk mengeringkan bubuk mesiu, dan papan kayu berlubang yang katanya digunakan untuk menguji coba senjata rakitannya.

Pengangguran berusia 41 tahun itu mengatakan kepada polisi bahwa dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan itu, ia menuduh mantan perdana menteri itu memiliki hubungan dengan aliran sesat yang dia tuduh atas kehancuran keuangan ibunya, menurut media Jepang.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah