Rushdie, yang lahir di India dari Muslim non-praktik dan mengidentifikasi sebagai seorang ateis, dipaksa untuk mengasingkan diri ke Inggris.
Dia menghabiskan hampir satu dekade bersembunyi, pindah rumah berulang kali dan tidak bisa memberi tahu anak-anaknya di mana dia tinggal.
Rushdie baru mulai bangkit dari pelariannya pada akhir 1990-an dan kemudian pindah ke New York pada 2002.
Sementara itu, Suzanne Nossel, kepala organisasi PEN America, mengatakan kelompok advokasi kebebasan berbicara itu merasa terguncang atas insiden penusukan.
Baca Juga: Fakta Terbaru Terungkap, Brigadir J Dipanggil Ferdy Sambo Sebelum Penembakan Terjadi
"Hanya beberapa jam sebelum serangan, pada Jumat pagi, Rushdie mengirim email kepada saya untuk membantu penempatan penulis Ukraina yang membutuhkan perlindungan," kata Nossel, Kepala PEN America.
“Pikiran dan hasrat kami sekarang terletak pada Salman kami yang pemberani, berharap dia pulih sepenuhnya dan cepat. Kami berharap dan percaya dengan sungguh-sungguh bahwa suara esensialnya tidak dapat dan tidak akan dibungkam," pungkasnya.***