Network
PR DEPOK - Bencana alam kembali terjadi di Korea Selatan, setelah sebelumnya sempat dilanda banjir besar pada Agustus 2022 lalu.
Korea Selatan dilaporkan telah dihantam bencana angin Topan Hinnamnor, yang berkekuatan super pada Senin, 5 September 2022.
Akibat bencana itu, ribuan warga Korea Selatan dievakuasi saat Topan Hinnamnor menghantam bagian selatan negara itu, kata pihak berwenang pada Selasa, 6 September 2022.
Baca Juga: Jelang Laga Lawan Sevilla, Pep Guardiola Umumkan Pemain Penting Manchester City Akan Absen Bermain
Menurut Badan Meteorologi Korea, topan tersebut bergerak ke utara dengan kecepatan sekitar 52 kilometer per jam dan meninggalkan semenanjung Korea sekitar pukul 07:10 waktu setempat.
Topan itu diperkirakan akan menuju timur laut dan melewati sekitar 400 km barat laut Sapporo, Jepang sekitar tengah malam kata badan tersebut.
Sementara itu, Presiden Yoon Suk yeol dalam pertemuannya terkait tanggap bencana dan mendesak para pejabat mengambil tindakan pencegahan.
"Hujan lebat, angin kencang dan gelombang badai diperkirakan berlangsung sampai Selasa," kata badan cuaca Korsel, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Hingga Selasa pagi 6 September 2022, sebanyak 3.463 warga yang sebagian besar dari wilayah selatan telah dievakuasi.
Akibat adanya topan Hinnamnor, menyebabkan pembatalan ratusan penerbangan, penangguhan operasi bisnis dan penutupan sekolah.
Kemudian, Korea Utara, yang merupakan tetangga Korea Selatan, juga telah bersiap menghadapi kerusakan akibat Topan Hinnamnor.
Baca Juga: 5 Tantangan Utama yang Dihadapi Liz Truss sebagai Perdana Menteri Baru Inggris
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin pertemuan selama dua hari untuk membahas upaya pencegahan bencana dan rencana melepaskan air dari bendungan di dekat perbatasan Korea Selatan.
Dikabarkan, bahwa pihak Korea Selatan telah beberapa kali mendesak Korea Utara agar memberitahukan sebelum melepaskan air dari bendungan.
Karena hal itu dapat mengakibatkan banjir di hilir, tetapi Pyongyang tetap tidak menanggapi permintaan dari Korea Selatan. ***
