Network
PR DEPOK - Pejabat kerajaan Inggris mengumumkan bahwa prosesi pemakaman kenegaraan untuk Ratu Elizabeth II akan digelar pada Senin, 19 September 2022.
Kini peti mati Ratu Elizabeth II yang didesain dengan standar khas Skotlandia dipenuhi karangan bunga di atasnya dan disimpan di ballroom Kastil Balmoral.
Dilansir dari Reuters, hari ini peti mati Ratu Elizabeth II akan dibawa ke Edinburgh yang prosesnya diprediksi menghabiskan waktu selama enam jam.
Baca Juga: Kisah Pelik Pangeran Harry, Cucu Ratu Elizabeth II yang Meninggalkan Kerajaan Inggris
Setelah itu, peti mati akan diterbangkan ke London pada Selasa mendatang agar mendiang berada di Istana Buckingham sebelum dibawa lagi ke Westminster Abbey di hari pemakamannya yang dijadwalkan pada pukul 11.00 waktu setempat.
Sejak kematian Ratu Elizabeth II diumumkan ke publik, masa berkabung bagi sang ratu akan berlangsung hingga hari pemakaman.
Hari-hari tersebut ditetapkan menjadi hari libur nasional di Inggris.
Baca Juga: Benarkah Ratu Elizabeth II Keturunan Nabi Muhammad SAW? Ini Penjelasannya
Di acara pemakaman pekan depan, beberapa pemimpin dunia diperkirakan akan hadir, salah satunya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Sementara itu, Charles yang kini berusia 73 tahun sudah menemui dewan aksesi di istana kerajaan untuk memproklamasikan posisi barunya sebagai Raja Inggris atau Raja Charles III.
Dewan aksesi di Inggris berperan sebagai penasihat yang memberi pandangan dan pertimbangan bagi Raja Charles III, istrinya, Pangeran William, dan Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss.
Baca Juga: Beri Penghormatan pada Ratu Elizabeth II, Raja Charles III Bersumpah untuk Melayani Bangsanya
Pengangkatan Raja Charles III sebagai pemegang takhta Kerajaan Inggris sudah disaksikan oleh enam mantan perdana menteri, para uskup senior, dan deretan pejabat tinggi Inggris.
Sementara penobatan resmi Raja Charles III belum diungkapkan ke publik. Acara tersebut kemungkinan digelar tahun depan.
Mengingat 70 tahun lalu, penobatan Ratu Elizabeth II digelar dengan jeda 16 bulan setelah takhta kerajaan jatuh padanya usai kematian Raja George VI di tahun 1952.***
