Awalnya, orang mengira tembakan itu adalah kembang api.
"Ini benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu itu penembakan. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti itu," ungkapnya.
Pria bersenjata itu memaksa masuk ke ruangan terkunci di mana anak-anak sedang tidur. Menurutnya, mantan polisi tersebut membunuh anak-anak di sana dengan pisau.
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyebut insiden itu mengejutkan. Dalam sebuah posting Facebook, ia mengirim belasungkawa kepada keluarga para korban dan memerintahkan semua lembaga untuk segera merawat yang terluka.
“Saya sudah perintahkan Kapolri untuk turun ke daerah agar proses hukum segera berjalan, serta meminta semua pihak terkait untuk segera membantu semua orang yang terkena dampak,” tulisnya.
Juru bicara polisi Paisan Luesomboon mengatakan bahwa pria bersenjata itu telah menghadiri sidang pengadilan sehubungan dengan kasus narkoba sebelumnya dan pergi ke pusat penitipan anak untuk menemukan anaknya, tetapi anak itu tidak ada di sana.
"Dia sudah stres dan ketika dia tidak dapat menemukan anaknya, dia lebih stres dan mulai menembak," ujar Paisan.
Undang-undang senjata sangat ketat di Thailand, di mana kepemilikan senjata api ilegal diancam hukuman penjara hingga 10 tahun, tetapi kepemilikannya tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan itu.