Mantan Polisi Thailand Lakukan Penembakan Massal di Pusat Penitipan Anak, Puluhan Orang Tewas

- 6 Oktober 2022, 18:52 WIB
Ilustrasi penembakan - Puluhan orang tewas akibat penembakan massal di pusat penitipan anak yang dilakukan oleh mantan polisi di Thailand.
Ilustrasi penembakan - Puluhan orang tewas akibat penembakan massal di pusat penitipan anak yang dilakukan oleh mantan polisi di Thailand. /Maurício Mascaro/Pixabay

Baca Juga: Login siapkerja.kemnaker.go.id di Sini dan Cairkan BSU 2022 atau BLT Subsidi Gaji Tahap 4 Sebesar Rp600.000

Awalnya, orang mengira tembakan itu adalah kembang api.

"Ini benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu itu penembakan. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti itu," ungkapnya.

Pria bersenjata itu memaksa masuk ke ruangan terkunci di mana anak-anak sedang tidur. Menurutnya, mantan polisi tersebut membunuh anak-anak di sana dengan pisau.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyebut insiden itu mengejutkan. Dalam sebuah posting Facebook, ia mengirim belasungkawa kepada keluarga para korban dan memerintahkan semua lembaga untuk segera merawat yang terluka.

Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Ucapan Sambut Maulid Nabi 2022 Islami dan Sarat Makna, Cocok Dijadikan Caption Medsos

“Saya sudah perintahkan Kapolri untuk turun ke daerah agar proses hukum segera berjalan, serta meminta semua pihak terkait untuk segera membantu semua orang yang terkena dampak,” tulisnya.

Juru bicara polisi Paisan Luesomboon mengatakan bahwa pria bersenjata itu telah menghadiri sidang pengadilan sehubungan dengan kasus narkoba sebelumnya dan pergi ke pusat penitipan anak untuk menemukan anaknya, tetapi anak itu tidak ada di sana.

"Dia sudah stres dan ketika dia tidak dapat menemukan anaknya, dia lebih stres dan mulai menembak," ujar Paisan.

Undang-undang senjata sangat ketat di Thailand, di mana kepemilikan senjata api ilegal diancam hukuman penjara hingga 10 tahun, tetapi kepemilikannya tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan itu.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x