India Uji Sampel Sirup Obat Batuk yang Diduga Terkait Kematian Puluhan Anak di Gambia

- 7 Oktober 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi - Usai WHO memberi peringatan, kini India yang menguji sampe sirup obat batuk yang diduga terkait cedera ginjal akut di Gambia.
Ilustrasi - Usai WHO memberi peringatan, kini India yang menguji sampe sirup obat batuk yang diduga terkait cedera ginjal akut di Gambia. /Pexels/Cottonbro/

PR DEPOK – WHO sebelumnya memberi peringatan terhadap sirup obat batuk buatan India, karena diduga terkait dengan kasus cedera ginjal akut yang melanda puluhan anak di Gambia.

Menanggapi hal tersebut, India menguji sampel sirup obat batuk yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals untuk ekspor itu.

Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan India pada Kamis, 6 Oktober 2022 waktu setempat, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Kematian 66 anak di negara Afrika Barat itu merupakan pukulan telak bagi citra India sebagai apotek dunia yang memasok obat-obatan ke seluruh benua, terutama Afrika.

Baca Juga: Penghentian Siaran Analog di Jabodetabek Ditunda, Siapkan STB untuk dapat Siaran TV Digital

WHO mengatakan analisis laboratorium dari empat produk Maiden yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup telah mengkonfirmasi jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima.

Alhasil, kandungan tersebut dapat menjadi racun dan penyebab cedera ginjal akut yang menyebabkan kematian anak-anak di Gambia.

Dietilena glikol dan etilena glikol digunakan dalam antibeku dan cairan rem dan aplikasi industri lainnya tetapi juga sebagai alternatif yang lebih murah dalam beberapa produk farmasi.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos Lewat HP, Cuma Pakai KTP dan KK Bisa Dapat BLT BBM, PKH, BPNT

Kementerian Kesehatan India mengatakan sampel dari batch yang sama yang diproduksi oleh Maiden untuk keempat obat telah dikirim untuk pengujian ke laboratorium federal.

Hasilnya akan memberikan tindakan lebih lanjut serta memberikan kejelasan tentang masukan yang diterima dari WHO.

India meminta WHO untuk membagikan laporannya tentang penetapan hubungan sebab akibat kematian dengan produk medis yang bersangkutan.

Baca Juga: Penuhi Syarat Ini untuk Cairkan BPNT Oktober 2022, Login Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima

WHO tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.

Anil Vij, menteri kesehatan negara bagian Haryana di mana Maiden memiliki pabriknya, memperingatkan akan ada tindakan tegas jika terbukti terdapatnya kesalahan setelah tes.

Naresh Kumar Goyal, seorang direktur Maiden, mengatakan kepada bahwa mereka mendengar tentang kematian anak-anak Gambia tersebut baru-baru ini dan berusaha mencari tahu rinciannya.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Gratis Memperingati Maulid Nabi 2022, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

"Kami mencoba mencari tahu situasinya karena baru muncul hari ini," katanya.

"Kami mencoba mencari tahu dengan pembeli dan apa yang sebenarnya terjadi. Kami tidak menjual apa pun di India," dia menolak untuk berbicara lebih jauh.

Maiden, yang memulai operasinya pada November 1990, memproduksi dan mengekspor sirup hanya ke Gambia, menurut kementerian kesehatan India.

Baca Juga: Status BSU 2022 Masih Calon Penerima? Simak Penyebab dan Penjelasannya Berikut

Maiden di situsnya mengatakan memiliki dua pabrik, di Kundli dan Panipat, keduanya dekat New Delhi di Haryana, dan baru-baru ini mendirikan satu lagi.

Maiden memiliki kapasitas produksi tahunan 2,2 juta botol sirup, 600 juta kapsul, 18 juta suntikan, 300.000 tabung salep dan 1,2 miliar tablet.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x