Tuntut AS dan Korea Selatan Hentikan Latihan Militer Skala Besar, Korea Utara: Konfrontasi yang Serius

- 1 November 2022, 19:51 WIB
Ilustrasi latihan militer - Korea Utara menuntut agar AS dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar mereka, sebut konfrontasi.
Ilustrasi latihan militer - Korea Utara menuntut agar AS dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar mereka, sebut konfrontasi. /dayamay/Pixabay

PR DEPOK – Korea Utara menuntut agar Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar mereka.

Korea Utara menyebut latihan militer itu sebagai provokasi yang dapat menarik tindakan lanjutan yang lebih kuat dari Pyongyang.

"Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi yang serius untuk kekuasaan lagi karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pejabat negara itu.

Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka pada Senin, 31 Oktober 2022.

Baca Juga: Cara Dapat Kode QR untuk Cairkan BSU 2022 Tahap 7 di Kantor Pos, Cukup Login ke Aplikasi Pospay Pakai Cara Ini

Dalam latihan militer itu, ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari selama lebih dari seminggu.

Operasi tersebut, yang disebut Vigilant Storm, akan berlangsung hingga Jumat, dan akan menampilkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak menurut Angkatan Udara AS.

Washington dan Seoul yakin Pyongyang mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Baca Juga: Usai Kembali Diserang Puluhan Rudal Rusia, Ukraina Alami Pemadaman Listrik

Mereka kemudian menerapkan strategi "menghalangi" Pyongyang melalui latihan militer besar yang menurut beberapa pejabat saat ini dan mantan pejabat dapat memperburuk ketegangan.

Pernyataan kementerian luar negeri mengatakan Korea Utara siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyat dan integritas teritorial dari ancaman militer luar.

"Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, DPRK akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat," katanya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 1 November 2022: Kasus Corona Baru Hari Ini Sebesar 4.707

"Jika AS tidak menginginkan perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, ia harus menanggung semua konsekuensinya sepenuhnya," lanjutnya.

Pekan lalu, pasukan Korea Selatan menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari, yang menampilkan pendaratan amfibi tiruan dan penyeberangan sungai, termasuk beberapa latihan dengan pasukan AS.

Korea Utara mengutuk latihan bersama sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul.

Baca Juga: Sinopsis Film Spooks: The Greater Good, Aksi Penangkapan Teroris Kabur dari Tahanan MI5

Mereka telah meluncurkan rudal, melakukan latihan udara, dan menembakkan artileri ke laut sebagai tanggapan atas latihan tersebut.

Korea Utara juga mengabaikan seruan AS yang berulang kali untuk melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir dan misilnya.

Alih-alih berhenti, negara itu justru memulai serangkaian uji coba misil yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menegaskan kembali seruan agar Korea Utara kembali ke pembicaraan, sambil menambahkan bahwa kebijakan AS untuk denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea tidak berubah.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x