PR DEPOK – Rusia kembali memperingatkan kepada warga sipil pada Selasa, 1 November 2022, untuk meninggalkan daerah di sepanjang tepi timur Sungai Dnipro di provinsi Kherson, Ukraina.
Peringatan itu merupakan perpanjangan dari perintah evakuasi yang menurut Ukraina sama dengan depopulasi paksa wilayah yang diduduki.
Rusia sebelumnya telah memerintahkan warga sipil keluar dari wilayah yang dikendalikannya, di mana pasukan Ukraina telah maju selama berminggu-minggu untuk merebut kota Kherson.
Pejabat yang ditempatkan di Rusia mengatakan bahwa mereka memperluas perintah itu ke zona penyangga 15 km di sepanjang tepi timur juga.
Baca Juga: Raja Charles III dan PM Rishi Sunak, Siapa yang Lebih Kaya? Intip Total Kekayaan Pemimpin Inggris
Ukraina mengatakan evakuasi itu termasuk deportasi paksa dari wilayah pendudukan, sebuah kejahatan perang.
Rusia, yang mengklaim telah mencaplok bagian dari wilayah Kherson, mengatakan akan membawa warga sipil ke tempat yang aman karena risiko Ukraina mungkin menggunakan senjata yang tidak konvensional.
"Karena kemungkinan penggunaan metode perang yang dilarang oleh rezim Ukraina, serta informasi bahwa Kyiv sedang mempersiapkan serangan rudal besar-besaran di stasiun pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, ada bahaya langsung di wilayah Kherson," ujar Vladimir Saldo, kepala provinsi Kherson yang diduduki Rusia.
"Keputusan memperluas zona evakuasi akan memungkinkan menciptakan pertahanan berlapis demi mengusir serangan Ukraina dan melindungi warga sipil," katanya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.