Keduanya yakni perang melawan penjajah Jepang selama Perang Dunia 2 (1931-1945) dan di pihak Korea Utara selama Perang Korea (1950-1953).
Dia menderita banyak luka selama menjadi tentara, tetapi dia tidak ingat apa-apa tentang menembakkan peluru ke leher.
“Dia terluka saat membawa rekannya yang terluka menyeberangi sungai dalam salah satu pertempuran. Ada pecahan peluru di bagian lain tubuhnya juga,” kata menantu laki-laki itu, Wang.
Baca Juga: BSU 2022 Tahap 7 Sedang Cair ke Pekerja, Kapan Tahap 8? Intip Jadwal dan Syarat Dapat BLT Rp600.000
Zhao sendiri memperkirakan peluru itu sudah ada di lehernya sejak tahun 1944, ketika dia terkena peluru saat menyeberangi sungai.
Peluru diduga masuk melalui sisi kiri hidung, melubangi rahang atasnya dan merontokkan giginya sebelum bersarang di lehernya. Ini hanya firasatnya.
Setelah memeriksa sinar-X, dokter memberi tahu Zhao He dan keluarganya bahwa peluru itu dekat dengan beberapa pembuluh darah utama.
Baca Juga: Spoiler Sinetron Tajwid Cinta Episode 11: Alina Kecelakaan Selamatkan Syifa, Bagaimana Nasibnya?
Karena itu, peluru tersebut tidak menyebabkan masalah apa pun, sebaiknya dibiarkan saja. Veteran perang itu setuju.
“Saya sudah sehat selama ini jadi tidak ada alasan untuk mengubah keadaan sekarang,” kata Zhao He.***