Ilmuwan Temukan Virus Mirip Covid-19 dalam Kelelawar di China, Sebut Berpotensi Menular ke Manusia

- 26 November 2022, 19:43 WIB
ILUSTRASI kelelawar - Baru-baru ini ilmuwan mengungkapkan penemuakn virus mirip Covid-19 dalam kelelawar di China, berpotensi menular ke manusia.
ILUSTRASI kelelawar - Baru-baru ini ilmuwan mengungkapkan penemuakn virus mirip Covid-19 dalam kelelawar di China, berpotensi menular ke manusia. / SALMAR/PIXABAY/

PR DEPOK – Ilmuwan mengungkapkan bahwa virus mirip Covid-19 yang ditemukan bersembunyi di kelelawar di China selatan adalah satu dari lima virus yang berpotensi menular ke manusia.

Virus, yang dikenal sebagai BtSY2 dan terkait erat dengan SARS-CoV-2, disebut berisiko khusus untuk muncul.

BtSY2 adalah salah satu dari lima virus yang memprihatinkan yang ditemukan pada kelelawar di seluruh provinsi Yunnan China yang kemungkinan menjadi patogen bagi manusia atau ternak, menurut para ilmuwan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail, tim memperingatkan potensi penyakit zoonotik baru yang disebabkan oleh patogen yang menular ke manusia dari hewan lain.

Baca Juga: BLT BBM dan BPNT Cair November 2022, Dapatkan Bansos Rp900.000 di Kantor Pos dengan Cara Ini

Penelitian ini dipimpin oleh para peneliti di Universitas Sun Yat-sen di Shenzhen, Institut Pengendalian Penyakit Endemik Yunnan dan Universitas Sydney.

Ini telah dirinci dalam studi baru yang diterbitkan sebagai makalah pracetak, belum ditinjau oleh rekan sejawat, di server bioRxiv.

“Kami mengidentifikasi lima spesies virus yang mungkin menjadi patogen bagi manusia atau ternak, termasuk virus corona rekombinan mirip SARS yang terkait erat dengan SARS-CoV-2 dan 50 SARS-CoV,” kata tim tersebut.

“Studi kami menyoroti kejadian umum penularan antar spesies dan koinfeksi virus kelelawar, serta implikasinya terhadap kemunculan virus,” lanjutnya.

Baca Juga: Sedang Berlangsung! Live Streaming Laga Sengit Arab Saudi vs Polandia di SCTV

Untuk penelitian ini, para peneliti mengumpulkan sampel rektum dari 149 kelelawar individu yang mewakili 15 spesies, di enam kabupaten atau kota di provinsi Yunnan, China.

RNA, asam nukleat yang ada dalam sel hidup, diekstraksi dan diurutkan secara individual untuk setiap kelelawar.

Yang memprihatinkan, para peneliti mencatat frekuensi tinggi dari beberapa virus yang menginfeksi satu kelelawar pada satu waktu.

Hal ini dapat menyebabkan virus yang ada menukar sedikit kode genetik mereka, sebuah proses yang dikenal sebagai rekombinasi, untuk membentuk patogen baru.

Baca Juga: 31 Link Twibbon Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2022 dengan Desain Menarik, Cocok Dibagikan ke Sosial Media

“Pesan utama adalah bahwa kelelawar individu dapat menampung banyak spesies virus yang berbeda, kadang-kadang menjadi tuan rumah bagi mereka pada saat yang sama,” kata Profesor Jonathan Ball, ahli virologi di Universitas Nottingham.

Koinfeksi seperti itu, terutama dengan virus terkait seperti virus corona, memberi kesempatan virus untuk menukar informasi genetik penting, yang secara alami memunculkan varian baru.

BtSY2 juga memiliki domain pengikat reseptor yang merupakan bagian penting dari protein lonjakan yang digunakan untuk menempel ke sel sel manusia dan mirip dengan SARS-CoV-2, menunjukkan bahwa virus dapat menginfeksi manusia.

“BtSY2 mungkin dapat memanfaatkan reseptor ACE2 manusia untuk entri sel,” katanya.

Baca Juga: Link Nonton Drakor Reborn Rich Episode 5 Sub Indo, Lengkap dengan Jadwal Rilis dan Preview

ACE2 adalah reseptor di permukaan sel manusia yang berikatan dengan SARS-CoV-2 dan memungkinkannya masuk dan menginfeksi.

Provinsi Yunnan di China barat daya telah diidentifikasi sebagai hotspot spesies kelelawar dan virus yang dibawa oleh kelelawar.

Sejumlah virus patogen telah terdeteksi di sana, termasuk kerabat dekat SARS-CoV-2, seperti virus kelelawar RaTG1313 dan RpYN0614.

Tim tidak berspekulasi mengenai asal muasal SARS-CoV-2 yang terkait dengan virus SARS-CoV-1 penyebab wabah SARS 2002-2004.

Baca Juga: BPNT dan BLT BBM Sedang Cair Rp900.000 November 2022, Cek Nama Penerima Bantuan di Sini

Bukti sudah menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar tapal kuda, meskipun kemungkinan besar virus tersebut ditularkan ke manusia melalui trenggiling, mamalia bersisik yang sering disalahartikan sebagai reptil.

Demikian pula, diduga wabah mematikan virus Ebola di Afrika Barat antara 2013 dan 2016 berasal dari kelelawar.

Yunnan, wilayah yang diidentifikasi oleh studi baru, juga merupakan rumah bagi trenggiling, yang dikonsumsi sebagai makanan di China dan juga digunakan dalam pengobatan tradisional.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x