Ukraina Ungkap Telah Serang Kelompok Tentara Bayaran Rusia di Sebuah Hotel, Sejumlah Besar Meninggal

- 12 Desember 2022, 16:42 WIB
ILUSTRASI - Ukraina mengungkapkan bahwa mereka telah menyerang grup tentara bayaran Rusia di sebuah hotel dan sejumlah besar meninggal.
ILUSTRASI - Ukraina mengungkapkan bahwa mereka telah menyerang grup tentara bayaran Rusia di sebuah hotel dan sejumlah besar meninggal. /Pixabay

PR DEPOK – Anggota Grup Wagner, tentara bayaran Rusia, dilaporkan telah tewas setelah serangan oleh angkatan bersenjata Ukraina di sebuah hotel.

Pembunuhan tentara bayaran itu disebut berada di sebuah kota di wilayah Luhansk yang diduduki Rusia, menurut gubernur wilayah Ukraina.

Gubernur Luhansk di pengasingan Serhiy Haidai mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Ukraina telah melancarkan serangan di sebuah hotel di kota Kadiivka, di sebelah barat pusat utama Luhansk di kawasan itu.

Foto-foto yang diposting di saluran Telegram menunjukkan sebuah bangunan yang sebagian besar telah menjadi puing-puing.

Baca Juga: Cair Sampai Tanggal 20 Desember 2022, Simak Cara Pengambilan Dana BSU 2022 Rp600.000 Lewat Kantor Pos

“Mereka memiliki sedikit populasi di sana, tepat di mana markas Wagner berada,” kata Haidai.

“Sejumlah besar dari mereka yang ada di sana meninggal,” katanya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Kementerian pertahanan Rusia tidak segera bisa untuk dimintai komentar dan media tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen.

Sebuah media Ukraina mengutip pejabat setempat yang mengatakan bahwa hotel tersebut telah ditutup selama beberapa waktu.

Baca Juga: Ini Penyebab Bansos PKH tidak Cair, Salah Satunya belum Punya e-KTP

Sedangkan kantor berita Rusia TASS mengatakan di saluran Telegramnya bahwa sebuah hotel di Stakhanov, nama Rusia untuk Kadiivka, dihancurkan oleh serangan rudal HIMARS Ukraina dan petugas penyelamat sedang membersihkan puing-puing.

Haidai tidak memberikan angka korban, tetapi dia mengatakan mereka yang selamat dari serangan itu menghadapi layanan medis yang tidak memadai untuk merawat mereka.

“Saya yakin setidaknya 50 persen dari mereka yang berhasil selamat akan meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis,” ujarnya.

“Ini karena bahkan di wilayah Luhansk kami, mereka telah mencuri peralatan,” ungkapnya.

Baca Juga: Teori Alchemy of Souls 2, Apakah Gelang Jin Bu Yeon Penyebab Nak Su Hilang Ingatan?

Haidai sebelumnya melaporkan serangan oleh pasukan Ukraina ke sasaran lain di wilayah Luhansk, termasuk di markas Wagner di kota Popasna pada Agustus.

Grup Wagner merupakan pasukan tempur tentara bayaran yang brutal dengan tujuan memajukan kepentingan militer Rusia di seluruh dunia.

Mereka beroperasi di Ukraina, Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah, dan Mali dan telah dituduh melakukan banyak pelanggaran hak, termasuk penyiksaan dan pembunuhan.

Dikendalikan oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Wagner membuka markas resmi pertamanya di kota Rusia Saint Petersburg pada awal November.

Baca Juga: 17 Link Twibbon Hari Ibu Nasional 2022, Spesial dan Cocok Dibagikan di WA, FB, Serta Instagram

Uni Eropa menuduh Wagner, yang sebagian besar anggotanya adalah mantan personel militer, melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan Amerika Serikat serta UE telah memberikan sanksi kepada Prigozhin atas perannya dalam kelompok tersebut.

Pada tahun 2021, UE mengatakan Grup Wagner bertanggung jawab atas pelanggaran, termasuk penyiksaan dan pembunuhan di luar proses hukum.

Hari ini, jenazah pelajar Zambia berusia 23 tahun Lemekani Nyirenda, yang meninggal saat memperjuangkan Wagner di Ukraina, tiba di Bandara Internasional Kenneth Kaunda di ibu kota, Lusaka.

Nyirenda sedang belajar teknik nuklir di Rusia ketika dia dihukum karena pelanggaran narkoba pada April 2020 dan dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.

Baca Juga: BSU 2022 Cair Sampai Tanggal Ini, Buruan Cek Penerima Subsidi Gaji Rp600.000 di bsu.kemnaker.go.id

Dia kemudian diampuni melalui amnesti khusus dengan syarat dia berpartisipasi dalam perang di Ukraina dan terbunuh saat berperang.

Pada bulan November, kepala suku Wagner Prigozhin mengakui bahwa dia merekrut Nyirenda dari penjara, mengklaim bahwa orang Zambia dengan rela pergi berperang melawan Ukraina.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah