Kritik Perang di Ukraina, Pemenang Nobel Perdamaian dari Rusia dan Belarusia: Ini Penjajahan

- 11 Desember 2022, 17:43 WIB
ILUSTRASI - Para pemenang Nobel Perdamaian dari Rusia dan Belarusia sama-sama mengkritik perang di Ukraina, sebut sebagai penjajahan.
ILUSTRASI - Para pemenang Nobel Perdamaian dari Rusia dan Belarusia sama-sama mengkritik perang di Ukraina, sebut sebagai penjajahan. /REUTERS/

PR DEPOK – Setelah upacara penghargaan di Oslo, para penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini bergantian mengkritik perang Rusia yang terus berlanjut di Ukraina.

Aktivis Belarusia yang dipenjara Ales Bialiatski, organisasi Rusia Memorial, dan Pusat Kebebasan Sipil Ukraina diumumkan sebagai penerima pada bulan Oktober.

Ketiganya diakui atas pekerjaan mereka dalam mendokumentasikan kejahatan perang, pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaan kekuasaan.

Hadiah Perdamaian diberikan setiap tahun pada tanggal 10 Desember, hari Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896, dan penerima akan berbagi hadiah.

Baca Juga: Bansos Rp900.000 Masih Cair? Simak Penjelasannya dan Login cekbansos.kemensos.go.id

“Ales dan kita semua menyadari betapa penting dan berisikonya memenuhi misi pembela hak-hak sipil, terutama di masa tragis agresi Rusia melawan Ukraina,” kata Natallia Pinchuk, istri Bialiatski, yang menghadiri upacara atas nama suaminya yang dipenjara.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa suaminya hanyalah satu dari ribuan orang Belarusia yang dipenjara secara tidak adil karena tindakan dan keyakinan sipil mereka.

“Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan negara itu hanya karena alasan mereka ingin hidup di negara demokratis,” kata Pinchuk, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Oleksandra Matviichuk dari Pusat Kebebasan Sipil Ukraina menolak seruan untuk kompromi politik yang akan memungkinkan Rusia untuk mempertahankan beberapa wilayah Ukraina yang dianeksasi secara illegal.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x