Pendukung Jair Bolsonaro Geruduk Gedung Pemerintah di Brasil, Ratusan Orang Ditangkap

- 10 Januari 2023, 06:10 WIB
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro memprotes Lula da Silva di luar Istana Planalto pada 8 Januari 2023.
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro memprotes Lula da Silva di luar Istana Planalto pada 8 Januari 2023. /REUTERS/Ueslei Marcelino/

PR DEPOK - Pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro yang menolak untuk menerima kekalahan pemilihannya telah menyerbu istana kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung di ibu kota, Brasilia.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan pendukung Bolsonaro menghancurkan jendela dan furnitur di gedung Kongres Nasional dan Mahkamah Agung pada hari Minggu waktu setempat.

Mereka naik ke atap gedung Kongres, tempat Senat Brasil dan Kamar Deputi menjalankan urusan legislatif mereka, sambil membentangkan spanduk bertuliskan "intervensi" dan seruan nyata kepada militer Brasil.

Baca Juga: Masyarakat di Brazil akan Menyampaikan Penghormatan Terakhir untuk Legenda Pele

Dalam saluran TV di Brasil juga memperlihatkan pengunjuk rasa berkeliaran di istana presiden, banyak dari mereka mengenakan warna hijau dan kuning (warna bendera Brasil), yang juga melambangkan pemerintahan Bolsonaro.

Terdapat juga salah satu video yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan yang menarik seorang polisi dari kudanya dan memukulinya hingga terjatuh.

Aparat keamanan menggunakan gas air mata dalam upaya memukul mundur para pengunjuk rasa dengan media lokal memperkirakan sekitar 3.000 orang terlibat dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Dijuluki 'Donald Trump dari Brasil', Jair Bolsonaro Gugat Kekalahannya dalam Pemilihan Presiden

Pengepungan yang berlangsung lebih dari 3 jam terjadi hanya seminggu setelah pelantikan saingan sayap kiri Bolsonaro, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva.

Menanggapi invasi tersebut, Lula mengumumkan intervensi keamanan federal di Brasilia yang akan tetap berlaku hingga akhir bulan.

Dalam konferensi pers, dia menyalahkan Bolsonaro dan mengeluh tentang kurangnya keamanan di ibu kota, dengan mengatakan pihak berwenang telah mengizinkan 'fasis' dan 'fanatik' untuk mendatangkan malapetaka.

Baca Juga: Sebut Dirinya Patuh pada Konstitusi Brasil, Jair Bolsonaro Akui Kekalahan dalam Pemilihan Presiden

“Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik… fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini,” kata Lula, yang sedang dalam perjalanan resmi ke negara bagian Sao Paulo.

"Semua orang yang melakukan ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum," tuturnya lagi.

Bolsonaro, yang belum mengakui kekalahan dalam pemungutan suara 30 Oktober dan saat ini berada di negara bagian Florida, AS, menyebarkan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan dan ini merupakan bentuk protes terhadap kemenangan Lula.

Pendukung telah memblokir jalan, membakar kendaraan, dan berkumpul di luar gedung militer meminta angkatan bersenjata untuk turut campur tangan.

Baca Juga: Profil Lengkap Pele, sang Legenda Sepak Bola Internasional Asal Brazil

Bolsonaro terdiam selama hampir 6 jam karena kekacauan yang terjadi di Brasilia ini, sebelum mengunggah di Twitter miliknya yang mencuitkan bahwa dia menolak tuduhan Lula terhadapnya.

Beberapa pendukung Bolsonaro telah berkemah di Brasilia sejak pemilihan berlangsung. Orang-orang dari kamp ini berbaris menuju alun-alun di Brasilia, yang disebut alun-alun 3 Kekuatan, karena di alun-alun yang sama terdapat Kongres, istana kepresidenan, dan Mahkamah Agung.

Mereka masuk ke dalam Mahkamah Agung, yang mereka anggap sebagai musuh utama mereka, karena mereka mengatakan bahwa Mahkamah Agung bias, dan mengakui pemilu yang menurut mereka curang.

Baca Juga: Kalah Adu Penalti Lawan Kroasia, Pelatih Brazil Langsung Beri Isyarat Mengundurkan Diri

Ketua Mahkamah Agung Rosa Weber dan Hakim Alexandre de Moraes menjanjikan hukuman bagi mereka yang telah menyerang institusi demokrasi negara itu, sementara ketua kedua majelis Kongres mengecam serangan itu secara terbuka.

Presiden Senat Rodrigo Pacheco mengatakan dia telah melakukan kontak dengan Gubernur Brasilia Ibaneis Rocha, dan mengatakan bahwa seluruh aparat kepolisian telah dikerahkan untuk mengendalikan situasi dan lebih dari 400 orang telah ditangkap atas invasi tersebut. Namun polisi Brasil kemudian merevisi angka tersebut menjadi 300.***

Editor: Rahmi Nurfajriani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x