Dengan maksud untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam mendukung upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, resolusi tersebut meminta semua pemangku kepentingan termasuk negara anggota, organisasi sistem PBB, dan masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah, lembaga akademik, sektor swasta, individu, dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk mengamati Hari Pendidikan Internasional.
Sejarah Lahirnya Hari Pendidikan Internasional
Majelis Umum PBB memproklamirkan 24 Januari sebagai Hari Pendidikan Internasional, untuk merayakan peran pendidikan bagi perdamaian dan pembangunan. Dengan latar belakang pemikiran:
1. Pendidikan adalah hak asasi manusia
Hak atas pendidikan diabadikan dalam pasal 26 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Deklarasi tersebut menyerukan pendidikan dasar gratis dan wajib. Konvensi Hak Anak, yang diadopsi pada tahun 1989, melangkah lebih jauh dengan menetapkan bahwa negara-negara harus membuat pendidikan tinggi dan dapat diakses oleh semua orang.
2. Pendidikan adalah kunci pembangunan berkelanjutan
Ketika mengadopsi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan pada September 2015, komunitas internasional mengakui bahwa pendidikan sangat penting untuk keberhasilan 17 tujuannya. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 khususnya, bertujuan untuk memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata, serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua pada tahun 2030.
3. Tantangan untuk mencapai pendidikan universal
Pendidikan menawarkan anak tangga keluar dari kemiskinan dan jalan menuju masa depan yang menjanjikan. Tetapi sekitar 244 juta anak dan remaja di seluruh dunia tidak bersekolah (617 juta anak dan remaja tidak dapat membaca dan mengerjakan matematika dasar; kurang dari 40 persen anak perempuan di sub-Sahara Afrika menyelesaikan sekolah menengah pertama, dan sekitar 4 juta anak dan remaja pengungsi putus sekolah). Hak mereka atas pendidikan dilanggar dan tidak dapat diterima.