Dua Orang Tewas Akibat Serangan Bom Israel di Jalur Gaza

- 8 April 2023, 06:45 WIB
Serangan bom Israel di jalur Gaza sebabkan dua orang tewas.
Serangan bom Israel di jalur Gaza sebabkan dua orang tewas. /REUTERS/Ammar Awad

PR DEPOK - Dua orang meninggal setelah kelompok bersenjata menyerang sebuah kendaraan di Tepi Barat yang telah diduduki oleh Israel, yang terjadi setelah negara itu meluncurkan serangan udara ke Lebanon dan juga melakukan serangan bom di Jalur Gaza pada Jumat, 7 April 2023.

 

Ini menjadi tanda-tanda meningkatnya kekhawatiran akan timbulnya konflik yang lebih meluas setelah terjadinya kekerasan Israel di tempat suci yang sangat sensitif di Yerusalem selama beberapa hari.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera, kejadian tersebut terjadi dekat dengan pemukiman ilegal Israel di Hamra, yang terletak di provinsi Jericho di Tepi Barat.

“Serangan penembakan dilakukan pada kendaraan di Persimpangan Hamra. Tentara IDF [tentara Israel] sedang mencari di daerah itu,” kata militer Israel.

Baca Juga: Akses cekbansos.kemensos.go.id Sekarang untuk Pastikan Anda Sebagai Penerima Bansos PKH 2023

Menurut layanan ambulans Magen David Adom, dua perempuan yang berusia 20-an meninggal dunia dan sepertiga lainnya yang berusia 40-an mengalami luka parah akibat serangan tersebut.

Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan rudal ke Lebanon dan Gaza, sebagai respons terhadap serangan roket yang diluncurkan dari Lebanon selatan ke Israel dengan jumlah yang sangat besar.

Menurut pihak militer Israel, serangan udara dilakukan pada infrastruktur milik kelompok bersenjata Palestina yang diduga menembakkan hampir 30 roket yang mengenai wilayah terbuka dan kota-kota di bagian utara Israel pada hari Kamis.

Tidak ada laporan tentang korban yang serius, meskipun beberapa penduduk kota Qalili di Lebanon selatan, termasuk pengungsi Suriah, mengatakan bahwa mereka mengalami luka ringan.

Baca Juga: Bansos BLT Balita Tahap 2 Sedang Cair April 2023, Cek Penerima di Link Resmi Agar Bisa Dapat Rp750.000

“Saya segera mengumpulkan istri dan anak-anak saya dan mengeluarkan mereka dari rumah,” kata warga Qalili Bilal Suleiman, yang tersentak bangun akibat ledakan bom tersebut.

Menurut Daniel Levy, presiden Proyek AS/Timur Tengah, kekerasan yang terjadi kemungkinan akan semakin meningkat.

Levy menyatakan bahwa penolakan yang berkelanjutan terhadap kebebasan dan hak-hak warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan dan di bawah rezim represif Israel akan menyebabkan orang mengambil bentuk perlawanan apapun, seperti yang terjadi di seluruh dunia secara global dan historis.

Ketegangan semakin meningkat setelah pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada beberapa hari berturut-turut minggu ini, menembakkan granat kejut dan menyerang warga Palestina yang berkumpul untuk ibadah di Ramadhan.

Baca Juga: Daftar Negara dengan Jumlah Populasi Umat Islam Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?

Serangan Israel di Lebanon selatan, yang dianggap oleh para analis sebagai kekerasan perbatasan paling serius sejak perang Israel dengan kelompok Hizbullah pada tahun 2006, dapat mengakibatkan konfrontasi memasuki fase baru yang sangat berbahaya.

Resul Serdar dari Al Jazeera melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki bahwa sebuah helikopter telah dikirim untuk membawa orang yang terluka ke rumah sakit.

Serdar mengutip sumber-sumber Israel yang mengatakan bahwa salah satu wanita adalah pengemudi, dan ketika penembakan dimulai, dia kehilangan kendali atas kendaraan dan menabrak seorang pria. Sehingga dua orang tewas dan dua lainnya terluka, satu di antaranya dalam kondisi kritis.

"Dilaporkan ada dua tersangka dan perburuan sedang dilakukan untuk mereka," jelasnya.

Baca Juga: Link Nonton Anime Mashle: Magic and Muscle Episode 1 Sub Indo, Spoiler: Mash dan Akademi Sihir

Menurut laporan media Israel, korban tewas adalah saudara perempuan dari pemukiman ilegal Efrat yang terletak di selatan Yerusalem, sementara wanita yang terluka parah adalah ibunya.

Kepolisian Israel, melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisaris Polisi Kobi Shabtai, meminta warga Israel yang memiliki lisensi senjata api untuk membawa senjata mereka.

Serangan itu terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki. Kekerasan di daerah tersebut telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, dengan pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa awal tahun 2023 adalah tahun yang paling mematikan bagi warga Palestina dalam setidaknya 20 tahun terakhir.

Sejak awal tahun ini, hampir 90 warga Palestina telah tewas akibat tembakan dari Israel di Tepi Barat yang diduduki. Sementara itu, selama periode yang sama, 16 orang tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x