Menurutnya, persamaan budaya dan nilai antara keduanya, serta adanya ratusan ribu warga ganda Eropa-Israel, telah menciptakan hubungan yang kuat antara keduanya.
Namun, otoritas Palestina menyebut pidato tersebut sebagai "propaganda" dan bagian dari upaya untuk menghapus sejarah Nakba, atau "malapetaka", yang merujuk pada pengusiran etnis Palestina pada tahun 1948.
Baca Juga: Prabowo Ungkap Kriteria Cawapres yang akan Mendampinginya pada Pemilu 2024
Selama masa itu, tentara Israel yang baru terbentuk dan milisi Zionis dianggap telah mengusir setidaknya 750.000 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka, serta merebut 78 persen wilayah bersejarah Palestina.
Namun, Israel telah lama membantah tindakan pengusiran paksa tersebut. Akibat pernyataan von der Leyen, otoritas Palestina mendesaknya untuk meminta maaf kepada warga Palestina.
Selain itu, kecaman atas pernyataan tersebut juga terjadi di media sosial.
"Anda telah 'benar-benar membuat gurun mekar'? Lepaskan kami dari retorika kolonial! Ini seperti Lord Balfour sendiri yang berbicara. Sikap Eropa terhadap 'Timur' tetap tidak berubah. Bahkan sejarawan Israel telah mengungkap mitos-mitos ini, tetapi kekuatan rasisme tetap ada," cuit Jehad Abusalim, direktur eksekutif The Jerusalem Fund, yang berbasis di Washington, DC.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini Jumat, 28 April 2023: Tetap Sabar dan Jaga Kesehatan
Pengguna lain menyebut perlakuan von der Leyen terhadap Israel lebih munafik jika dibandingkan dengan Rusia.
"Ursula von der Leyen merayakan 75 tahun pendudukan Palestina, namun berani menuduh Rusia menduduki Ukraina. Benar-benar munafik rasis yang tidak tahu malu," ungkap akun @t*****2