PR DEPOK – Di saat ketegangan antara China dengan Taiwan, Amerika Serikat makin menunjukan kehadirannya. Sampai saat ini Pemerintahan Taiwan dan Amerika Serikat hanya melawan dengan melakukan latihan militer di lautan selat Taiwan.
Bukan hanya di situ saja, China juga makin menunjukan kehadirannya pada Laut Cina Selatan yang dimana menganggap lautan China selatan adalah wilayah dari China berdasarkan Nine-Dash Line yang tidak berpedoman pada peraturan internasional Zona Ekonomi Eksklusif.
Pemerintahan Amerika Serikat pun merespon hal tersebut dengan membangun tambahan kamp militer dan latihan militer di sekitar laut wilayah Filipina, karena Filipina memiliki kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat.
Untuk demi keamanan disekitar Indo-Pasifik dan menunjukan kehadiran di Asia Tenggara, pemerintahan Amerika Serikat mengajak Papua Nugini untuk bekerjasama dalam keamanan.
Amerika Serikat berencana akan menandatangani kerjasama keamanan baru dengan Papua Nugini pada hari Senin dikhawatirkan dengan inluensi China di daerah Indo-pasifik.
Pemerintahan Amerika Serikat menyatakan perjanjian baru ini akan pondasi baru yang dapat membantu meningkatkan kerjasama keamanan, meningkatkan kapasitas pertahanan Papua Nugini dan meningkatkan stabilitas negara.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari The Guardian, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan dirinya butuh memperkuat dan menjaga perbatasan negara dan menjamin keamanan warga.
"Ini tidak ada hubungannya dengan geopolitik, kerjasama ini hanya untuk meningkatkan pertahanan negara dan membantu kapasitas kami," ia menambahkan.