Polisi Menahan hingga 80 Orang Pelaku Kerusuhan di Prancis, Rata-rata Berusia Remaja

- 2 Juli 2023, 13:49 WIB
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis.
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis. /REUTERS/Gonzalo Fuentes/

PR DEPOK - Sejak dimulainya kerusuhan di Prancis pada hari Selasa lalu, para perusuh telah membakar sekitar 2.000 kendaraan. Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, ada lebih dari 200 petugas polisi telah terluka selama kerusuhan terjadi. Dia juga menambahkan bahwa, rata-rata usia perusuh yang ditangkap adalah remaja berusia 17 tahun.

Menteri Kehakiman Prancis, Eric Dupont-Moretti juga mengatakan, bahwa 30 persen tahanan dari kerusuhan di Prancis itu, berusia di bawah 18 tahun dan merupakan para remaja.

Di Kota Marseille, di mana sekitar 80 orang telah ditangkap pada hari Jumat lalu. Polisi Prancis juga menambahkan, bahwa mereka telah menahan 14 orang lagi, ketika mereka membubarkan massa di sana.

“Sangat menakutkan (kerusuhan). Kami bisa mendengar suara helikopter dan tidak mau keluar karena sangat mengkhawatirkan terutama di Old Port,” kata Tatiana Corbellini, seorang pensiunan berusia 79, yang tinggal di pusat kota seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Cara Mudah dan Simple Daftar BPNT 2023 Melalui Aplikasi Cek Bansos

Walikota Benoit Payan juga telah meminta pemerintah Prancis untuk mengirim pasukan tambahan agar bisa mengatasi "penjarahan dan kekerasan" yang terjadi di Marseille, di mana sebelumnya tiga orang petugas polisi mengalami luka ringan pada hari Sabtu lalu.

Di Kota Lyon, kota terbesar ketiga di Prancis, polisi telah mengerahkan kenderaan pengangkut personel lapis baja dan helikopter untuk memadamkan kerusuhan yang terjadi. Sementara di Paris, Polisi Prancis membubarkan pengunjuk rasa dari Place de la Concorde.

Pemerintah Prancis pada hari Sabtu lalu telah mengeluarkan sebuah keputusan, yang mengizinkan polisi Paris berhak untuk mengerahkan drone di beberapa bagian pinggiran kota.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Senin, 3 Juli 2023: Segala Sesuatunya akan Berjalan dengan Baik

Kerusuhan yang terjadi ini, telah menghidupkan kembali ingatan, tentang kerusuhan nasional di Prancis pada tahun 2005 yang memaksa Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac untuk mengumumkan keadaan darurat, setelah kematian dua orang pemuda tersengat listrik di gardu listrik, ketika mereka bersembunyi dari kejaran polisi.

Para pemain dari tim sepak bola timnas Prancis mengeluarkan pernyataan resmi yang mengajak masyarakat agar lebih tenang dan tidak berbuat rusuh.

"Kekerasan harus dihentikan untuk keluar dari masa berkabung dengan dialog, dan rekonstruksi," kata mereka di akun Instagram Kylian Mbappe.

Baca Juga: Prancis Bersiap untuk Kerusuhan di Malam Kelima, Warga: Miliki Warna Kulit Berbeda, Polisi Lebih Berbahaya

Grup suporter South Winners, kelompok supporter yang berpengaruh untuk klub Olympique de Marseille, meminta para pemuda untuk bersikap bijak dan menahan diri.

"Dengan bertindak seperti ini (kerusuhan), Anda telah mengotori ingatan Nahel dan juga memecah belah kota kami," kata Grup support South Winners.

Akibat kerusuhan yang terjadi di Prancis, membuat banyak acara dibatalkan, termasuk dua konser di Stade de France di pinggiran Paris. Sementara itu pemilik butik LVMH (LVMH.PA) Celine membatalkan pertunjukan pakaian pria 2024 pada hari Ahad ini. Hal itu disampaikan oleh Creative Director, Hedi Slimane di Instagram.

Baca Juga: Twitter Kenapa Trending? Sempat Down Gegara Kebijakan Baru Elon Musk, Kini Tak Bisa Bebas Baca Cuitan

Penyelenggara Tour de France menyampaikan, bahwa mereka siap beradaptasi dengan situasi yang terjadi di Prancis, saat acara balapan sepeda itu telah memasuki negara Prancis pada hari Senin dari Spanyol.

Untuk meredakan kerusuhan, pemerintah mendesak perusahaan media sosial untuk menghapus materi yang menghasut. Darmanin selaku Menteri Dalam Negeri Prancis telah bertemu dengan pejabat perusahaan media sosial seperti Meta, Twitter, Snapchat, dan TikTok. Snapchat mengatakan, tidak ada toleransi untuk konten yang mempromosikan tindakan kekerasan.

Polisi yang menurut jaksa penuntut hukum telah mengakui menembakkan tembakan mematikan ke Nahel, saat ini berada dalam tahanan preventif di bawah penyelidikan formal untuk kasus pembunuhan sukarela, setara dengan didakwa di bawah yurisdiksi Anglo-Saxon.

Baca Juga: PKH Tahap 3 tuk Lansia Kapan Cair Juli 2023? Cek Info Penerimanya di cekbansos.kemensos.go.id

Pengacara Polisi yang menembah Nahel, Laurent-Franck Lienard, mengatakan bahwa kliennya berniat membidik kaki pengemudi tetapi terbentur saat mobil lepas landas, dan menyebabkan dia menembak ke arah dadanya.

"Jelas (petugas polisi Prancis itu) tidak ingin membunuh pengemudinya," ujar Lienard menjelaskan di BFM TV.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah