Pasukan Tambahan Dikerahkan untuk Meredakan Kerusuhan di Prancis, Kylian Mbappe: Kekerasan Harus Dihentikan

- 1 Juli 2023, 18:06 WIB
Ilustrasi kerusuhan. Pesepak bola Kylian Mbappe menanggapi kerusuhan yang terjadi di Prancis, apalagi dengan adanya pasukan tambahan.
Ilustrasi kerusuhan. Pesepak bola Kylian Mbappe menanggapi kerusuhan yang terjadi di Prancis, apalagi dengan adanya pasukan tambahan. /Pexels/

PR DEPOK - Baru-baru ini, Walikota Marseille, Benoit Payan telah meminta pemerintah Prancis untuk mengirim pasukan tambahan ke wilayahnya agar bisa mengatasi penjarahan dan kekerasan yang terjadi di kota itu. Sebelumnya, tiga petugas polisi telah terluka ringan pada Sabtu pagi waktu setempat. Meski sebuah helikopter polisi terbang di atas kota tersebut.

Di Lyon, kota terbesar ketiga di Prancis, polisi telah mengerahkan pengangkut personel lapis baja dan sebuah helikopter untuk meresakan kerusuhan.

Untuk di Paris, polisi telah mencoba meredakan pengunjuk rasa dari pusat alun-alun yang ikonik, Place de la Concorde pada Jumat malam lalu, waktu setempat.

Baca Juga: Masuk Bulan Juli 2023, BPNT dan PKH akan Cair Lagi di Bank Himbara, Cek Penerima di cekbansos.kemensos.go.id

Merespon kerusuhan yang terjadi di Prancis, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, telah meminta otoritas lokal untuk menghentikan lalu lintas bus dan trem di kota-kota Prancis. Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga mendesak para orang tua untuk menjauhkan anak-anak mereka dari jalanan.

Ketika ditanya dalam sebuah program berita televisi, apakah pemerintah Prancis dapat mengumumkan keadaan darurat, Darmanin menyampaikan, bahwa keputusan tersebut akan diambil oleh Presiden Prancis.

"Sederhananya, kami tidak mengesampingkan hipotesis apa pun (terkait perusuhan) dan kami akan melihat setelah malam ini, apa yang dipilih oleh Presiden Republik (Prancis)," kata Menteri Dalam Negeri, Darmanin.

Baca Juga: Han So Hee Dikabarkan Jadi Model di MV Jungkook BTS, Agensi Keduanya Ungkap Hal Ini

Kerusuhan yang terjadi ini, telah menghidupkan kembali, ingatan yang terjadi selama tiga minggu kerusuhan nasional pada tahun 2005, yang memaksa Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac untuk mengumumkan keadaan darurat, setelah kematian dua pemuda yang tersengat listrik akibar bersembunyi dari polisi.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x