Satelit mata-mata adalah prioritas rencana pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk memodernisasi militer negaranya dan mengembangkan senjata mutakhir.
Upaya peluncuran pertama pada bulan Mei juga berakhir gagal dan para pejabat menyebutnya sebagai “kegagalan terbesar” dan berjanji untuk mencobanya lagi.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan peluncuran rudal yang berulang kali merupakan ancaman terhadap keamanan regional.
“Kami akan memprotes keras Korea Utara dan mengutuknya sekeras-kerasnya,” katanya.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan juga mengecam peluncuran tersebut, dengan mengatakan bahwa peluncuran tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Pyongyang.
Amerika Serikat juga mengatakan peluncuran tersebut melanggar resolusi PBB dan mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari aktivitas ancaman lebih lanjut, dan menyerukan Pyongyang untuk terlibat dalam diplomasi yang serius.
Peluncuran tersebut dilakukan beberapa hari setelah para pemimpin Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat bertemu di Washington, DC, dan ketika pasukan Amerika dan Korea Selatan melakukan latihan militer tahunan Ulchi Freedom Shield.
Korea Utara mengklaim latihan semacam itu adalah latihan perang.***