"Saya kembali dari Derna. Ini sangat berbahaya. Mayat-mayat tergeletak di mana-mana - di laut, di lembah, di bawah bangunan," kata Hichem.
Bahkan di media sosial tersebar luas video situasi lokasi terdampak banjir. Dikatakan Reuters, rekaman itu, memperlihatkan puluhan jenazah hanya diselimuti belum dipindahkan ke tempat semestinya.
Baca Juga: Penuh Tantangan, Skuad Indonesia di Hongkong Open 2023 Super 500 Jadi Sorotan
Sementara itu, seorang jurnalis dari Reuters mengungkapkan kesaksiannya saat meliput di lokasi terdampak. Menurutnya, banjir bandang merendam banyak bangunan.
Juga, banyak pohon tumbang dan kendaraan roda empat terbalik di tepi jalan, diduga sejumlah mobil di lokasi terdampak terseret arus banjir bandang.
Atas insiden banjir bandang itu, bantuan dari pemerintah setempat masih dalam perjalanan menuju lokasi terdampak.
Kendati Libya memiliki wilayah barat dan timur, otoritas yang berada di bagian barat turut memberikan bantuan ke Derna.
Baca Juga: Kasus TPPU Sebanyak Rp349 triliun, Akibatkan 8 Pegawai Kemenkeu Dipecat
Sebagaimana diketahui, Libya secara politik terbagi menjadi barat dan timur. Hal itu, imbas dari pemberontakan yang terjadi sejak tahun 2011.
Menurut laporan, Amerika Serikat turut prihatin atas bencana alam tersebut. Lebih lanjut, negara itu, dikabarkan akan mengirimkan bantuan ke Libya.***