Teroris Daesh Ditangkap Usai Rencanakan Penyerangan di Hagia Sophia, Targetkan Tokoh Terkemuka Turki

- 3 September 2020, 14:53 WIB
Seorang pria mengibarkan bendera nasional Turki di Lapangan Sultanahmet di depan Hagia Sophia selama ulang tahun keempat upaya kudeta yang gagal di Istanbul, Turki, 15 Juli 2020.
Seorang pria mengibarkan bendera nasional Turki di Lapangan Sultanahmet di depan Hagia Sophia selama ulang tahun keempat upaya kudeta yang gagal di Istanbul, Turki, 15 Juli 2020. /(AFP)/*/AFP

PR DEPOK - Usai dialihfungsikan sebagai masjid, Hagia Sophia nampaknya makin ramai dikunjungi oleh umat islam yang akan beribadah dan bahkan para wisatawan yang sekadar berkunjung untuk melihat keindahan bangunan megah tersebut.

Namun keramaian tersebut bisa berubah menjadi peluang bagi para teroris yang berencana melancarkan aksi kejamnya di wilayah sekitar.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Sabah, pada Kamis 3 September 2020, tepatnya beberapa jam yang lalu, seorang teroris senior dari kelompok Daesh berhasil ditangkap oleh polisi Turki usai diduga berencana melakukan penyerangan terhadap masjid agung Hagia Sophia.   

Berdasarkan penyelidikan, petugas kepolisian mengungkapkan, target serangan Daesh diketahui mengarah kepada politisi, kepala organisasi non-pemerintah, dan sejumlah tokoh terkemuka lainnya di Turki.

Baca Juga: PT Pertamina Lubricants Luncurkan Program Tukar Oli dengan Sampah

Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu mengumumkan bahwa Mahmut Ozden dengan nama sandi Abu Hamzi selanjutnya disebut 'Turkey Emir' dari kelompok teroris Daesh ditahan dalam operasi anti-teror yang baru saja digelar di Provinsi Adana Selatan.

"Dia (Mahmut Ozden) telah ditahan sejak 20 Agustus 2020. Interogasinya telah selesai dan dia membuat beberapa pengakuan selama interogasi, tetapi yang paling penting kami dapat menyita materi digital," tutup Suleyman Soylu kepada kolumnis Abdulkadir Selvi dari media lokal Turki Hurriyet.

Suleyman Soylu menjelaskan, instruksi yang dikeluarkan teroris Daesh di Irak dan Suriah juga menjadi bahasan penting yang ada di dalam materi digital tersebut.

Selain instruksi Daesh di Irak dan Suriah, dalam materi digital tersebut juga ditemukan rencana teror yang akan dilakukan di Turki. Rencana tersebut mencakup target dan pembentukan tim yang beranggotakan 10 hingga 12 orang bertugas di posisi masing-masing sesuai instruksi Daesh.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Gelar Rekonstruksi Kasus Pesta Seks Sejenis di TKP

Sementara itu, polisi juga mengungkapkan sejumlah instruksi dalam pesan terenkripsi yang dikeluarkan Daesh memang benar dikirim oleh pemimpin kelompok teroris di Suriah dan Irak.

Aksi yang dimuat dalam instruksi tersebut antara lain penculikan terhadap beberapa orang turis, jaksa, dan deputi, hingga rencana penyerangan Pangkalan Udara Incirlik di Adana dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut dokumen pengadilan, pemimpin ISIS dilaporkan telah menerima uang sebesar 7.000 dolar atau setara dengan Rp 100 juta untuk setiap teroris yang dia rekrut.

Turki sudah mengakui ISIS sebagai kelompok teroris pada 2013 lalu. Sejak saat itu Turki terus menjadi bulan-bulanan teroris, termasuk 10 aksi bom bunuh diri dan 4 serangan oknum bersenjata yang membuat resah masyarakat kala itu. Kejadian tersebut menewaskan 315 orang dan melukai ratusan orang lainnya.

Baca Juga: Polisi Tangkap Penggebuk Drum Berinisial JH Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Merespon insiden teror tersebut Turki berupaya melancarkan operasi militer dan menurunkan anggota kepolisian baik di dalam maupun di luar negeri.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x