Nilai Tukar Rubel Dekati 96 terhadap Dolar AS, Dukungan Harga Minyak Tinggi Usai Kebijakan Ekspor Baru Rusia

- 26 September 2023, 14:23 WIB
Ilustrasi: Mata uang Rusia, Rubel.
Ilustrasi: Mata uang Rusia, Rubel. /Pixabay/ulianapinto/

PR DEPOK - Pada awal perdagangan Senin 25 September 2023, nilai tukar rubel mendekati angka 96 terhadap dolar AS. Hal ini terjadi dalam kisaran relatif stabil dan didukung oleh harga minyak yang tinggi setelah pemerintah Rusia mengumumkan kebijakan baru terkait bea ekspor dan larangan sementara terhadap beberapa ekspor bahan bakar minggu lalu.

Pada pukul 07.21 GMT, rubel diperdagangkan stabil terhadap dolar di angka 96,24, sementara menguat tipis sebesar 0,1 persen terhadap euro menjadi 102,52. Secara simultan, rubel juga tidak mengalami perubahan terhadap yuan, bertahan pada angka 13,15.

Pada Kamis, 21 September 2023, pemerintah Rusia mengumumkan bahwa sejumlah bea ekspor baru terkait dengan nilai tukar dolar akan diberlakukan mulai 1 Oktober hingga akhir tahun depan.

Baca Juga: Chef Arnold Angkat Bicara Terkait Keributan Antar Food Reviewer, Chef Arnold: Jangan Seret-Seret Nama Kita

Langkah ini diharapkan akan menghasilkan tambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar 600 miliar rubel atau setara dengan 6,23 miliar dolar AS per tahunnya, seperti dilaporkan oleh sumber Reuters. Selain itu, langkah ini juga dianggap dapat memberikan dukungan tambahan bagi rubel.

Pemerintah menegaskan bahwa bea masuk ini tidak akan berlaku apabila rubel menguat melebihi angka 80 terhadap dolar. Sebaliknya, jika rubel tidak mencapai angka tersebut, nilai tukarnya dapat berfluktuasi antara 4,0 hingga 7,0 persen, mencapai puncaknya ketika rubel lebih lemah dari 95 per dolar.

Tidak hanya itu, pada Kamis, 21 September 2023, Rusia juga mengumumkan larangan sementara terhadap ekspor bensin dan solar ke negara-negara di luar empat negara bekas Uni Soviet. Langkah ini diambil untuk stabilisasi pasar domestik. Harga minyak mentah Brent, patokan global utama untuk ekspor Rusia, naik sebesar 0,5 persen, diperdagangkan di 93,75 dolar AS per barel.

Baca Juga: Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 61: Kabar Terbaru dan Kemungkinan Gelombang Tambahan

Meskipun seharusnya rubel mendapat dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan ini, namun tanpa adanya penjualan mata uang asing yang signifikan dan kuat oleh bank sentral, mata uang tersebut mungkin mulai melemah. Alexei Antonov dari Alor Broker menyarankan bahwa kemungkinan besar otoritas moneter akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah penurunan rubel.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x