Tak Mengutuk Rusia, China Sebut Konflik di Ukraina Harus Diakhiri dengan Perundingan Damai

- 22 September 2023, 15:30 WIB
Tank Rusia yang hancur terlihat di desa Novodarivka yang baru-baru ini direbut kembali oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 2 Juli 2023.
Tank Rusia yang hancur terlihat di desa Novodarivka yang baru-baru ini direbut kembali oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 2 Juli 2023. /Reuters/

PR DEPOK – China telah telah menegaskan bahwa mereka ingin menyelesaikan masalah peperangan di Ukraina, usai dilakukan invasi besar-besaran oleh Rusia yang dimulai pada Februari 2022. Walaupun China salah satu negara yang cukup dekat dengan Rusia, negara tersebut masih ingin perang berakhir.

China telah berusaha memposisikan dirinya sebagai penengah dan pembawa perdamaian pada konflik di Ukraina. Namun mereka menolak untuk mengutuk atas perbuatan yang dilakukan oleh Moskow.

“Penghentian permusuhan dan dimulainya kembali perundingan damai adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina,” ucap Wakil Presiden Han Zheng pada pidatonya di pertemuan tahunan PBB, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Aljazeera.

China merupakan salah satu dari lima negara dari anggota permanen dewan keamanan PBB. Mereka ingin terus berperan sebagai peran konstruktif.

Baca Juga: Link Nonton Sub Indo Drakor Behind Your Touch Eps 13, Lengkap dengan Prediksinya

Apakah China Berpihak Kepada Ukraina atau Rusia?

Menteri Luar Negeri China Wang Yi seminggu ini baru saja melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Dia menjelaskan bahwa China akan terus menjunjung tinggi posisi yang independen dan tidak memihak kepada Ukraina dan berupaya menemukan penyelesaian pada masalah ini

Upaya China Dalam Menyelesaikan Konflik di Ukraina

Baca Juga: Perjuangan Terakhir Badak: Mengangkat Kesadaran di Hari Badak Sedunia

Upaya Beijing saat ini hanya melakukan mediasi untuk menengahi antara kedua negara tersebut. Namun upaya tersebut hanya menghasilkan sedikit kemajuan di tengah Skeptisisme bahwa China netral dan tidak berpihak kemanapun.

Mengingat bahwa hubungan antara Rusia dan China kini makin erat, dimana pada bulan Maret tahun ini Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyatakan menyambut era baru. Tidak hanya itu saja Presiden Putin juga menerima undangan untuk mengunjungi China pada bulan depan.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x