Rela Tempuh 66 Mil Per Hari, Ibu Antarkan Putranya yang Alami Down Syndrome ke Kampus Selama Pandemi

- 10 September 2020, 14:06 WIB
Sandy Lawrence dan Matthew.
Sandy Lawrence dan Matthew. /Daily Star

PR DEPOK - Akibat terdampak pandemi Covid-19, remaja berkebutuhan khusus harus rela menempuh perjalanan sejauh 66 mil agar bisa melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan.

Kisah Sandy Lawrence, seorang ibu yang tinggal di Inggris dianugerahi anak spesial bernama Matthew, membuat banyak orang haru dengan tekad kuatnya yang patut dicontoh para orang tua di seluruh dunia.

Matthew diketahui mengalami kondisi down syndrome.

Kondisi tersebut tak pernah menyulitkan keduanya, tetapi kendala terbesar adalah jarak yang harus ditempuh untuk bisa sampai ke kampus.

Terlebih selama masa pandemi, risiko transmisi masih tinggi yang membuat Matthew semakin rentan tertular penyakit.

Baca Juga: Gemparkan Dunia, Donald Trump Masuk Nominasi Pemenang Nobel Perdamaian, Perannya Apa?

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Star, demi melindungi sang anak dan memastikan keselamatannya, Lawrence menegaskan tak punya pilihan lain untuk ikut serta menemani Matthew menempuh 66 mil ke kampus.

“Saya menggunakan transportasi umum selama 180 hari penuh dengan menempuh perjalanan 66 mil dari rumah menuju kampus Matthew. Saya harus memastikan dengan mata dan kepala saya sendiri bahwa Matthew tak terinfeksi virus corona,” ujar Lawrence.

Kini usia Matthew sudah mencapai 17 tahun. Saat masih kecil, Matthew didiagnosa mengalami down syndrome.

Kelainan genetik tersebut membuatnya berisiko terkena pneumonia, termasuk ancaman Covid-19 yang sangat berbahaya.

Meski menyita waktu hingga berjam-jam, Lawrence rela mengantar putranya menggunakan minibus dari kediamannya di Newquay menuju Truro kecuali hari libur.

Lawrence mengungkapkan pihak kampus tak membuatnya memiliki pilihan lain mengantarkan putranya untuk pulang dan pergi.

Baca Juga: Jasad Anak Berusia 10 Tahun Ditemukan Terapung di Sungai di Lombok Tengah

“Saya sangat khawatir, saat membayangkan anak saya masuk ke dalam minibus yang di dalamnya terdapat beberapa orang asing yang tentu berisiko"

"Tetapi setidaknya dengan mengantarnya saya cukup lega meski harus duduk berjarak dengannya karena kursi penumpang dibatasi selama pandemi,” tutur Lawrence.

Lawrence mengaku ingin memiliki alernatif lain untuk metode pembelajaran Matthew agar tak harus menempuh jarak puluhan mil setiap hari.

Sementara itu pihak kampus menjelaskan bahwa mereka telah berkoordinasi untuk menyediakan transportasi yang telah dipastikan kebersihannya dan dipantau langsung oleh petugas terkait.

Pihak kampus juga menyebut, jika orang tua dari mahasiswa berkebutuhan khusus merasa keberatan saat harus menggunakan transportasi umum yang berisiko, maka mereka bisa menggunalan kendaraan pribadi menuju kampus. Pihak kampus akan mengganti biaya yang dikeluarkan untuk mobilitas tersebut.

“Para orang tua tidak perlu cemas, karena kebersihan serta pemeriksaan moda transportasi sudah sesuai dengan ketentuan kesehatan pemerintah"

Baca Juga: Kembali Konsumsi Narkoba Usai Terciduk 2016 Lalu, Reza Artamevia Ajukan Permohonan Rehabilitasi

"Namun jika masih ragu, kami akan memberikan kompensasi berupa uang tunjangan BBM agar para orang tua dapat mengantarkan putra-putrinya sendiri ke kampus,” tutur pihak kampus.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x