Baca Juga: Bertemu Joe Biden, Jokowi Ajak Presiden AS Hentikan Konflik Israel-Hamas di Gaza
Sejak serangan bersenjata Hamas merajalela di kota-kota Israel, telah secara tajam meningkatkan pengeluaran Israel untuk mendanai militer dan juga untuk memberikan kompensasi kepada bisnis-bisnis di dekat perbatasan.
Tidak hanya itu, akibat serangan 7 Oktober tersebut, membuat pihak Israel mendanai keluarga korban dan sandera yang diambil oleh Hamas. Pada saat yang sama, pendapatan pajak melambat.
Akibat dari perang ini, Israel tercatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel di bulan Oktober, sebuah lompatan dari 4,6 miliar di bulan September dan meningkatkan defisit selama 12 bulan sebelumnya menjadi 2,6%.
Namun Kementerian tersebut akan terus membiayai kegiatan-kegiatan pemerintahan termasuk biaya kebutuhan perang dan bantuan ekonomi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah akan terus membantu mereka yang terdampak perang.
Namun hal tersebut menjadi buah bibir bagi para ekonom, yang mengatakan hal tersebut akan meningkatkan defisit dan rasio utang terhadap PDB secara tajam hingga tahun 2024.
Gubernur Bank of Israel, Amir Yaron mengatakan bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan mendukung perekonomian dan mempertahankan posisi fiskal yang sehat.
Lembaga-lembaga terkait pun kini telah memperingatkan, bahwa mereka dapat memangkas peringkat Israel jika rata-rata utang memburuk.