Berbeda Pandangan dari AS dan Inggris, Rusia Serukan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas

- 16 November 2023, 17:03 WIB
Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina di New York, Amerika Serikat, Senin, 30 Oktober 2023.
Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina di New York, Amerika Serikat, Senin, 30 Oktober 2023. /ANTARA/HO-UN Photo/am/

PR DEPOK - Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Inggris tidak memberikan sikap dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai rencana resolusi jeda kemanusiaan di Gaza pada hari Rabu, 15 November 2023.

AS dan Inggris mengungkapkan rasa kekecewaan terhadap serangan Hamas yang dilakukan pada 7 Oktober 2023.

AS dan Inggris melalui Duta Besar masing-masing mengatakan, untuk mengutuk keras militan Hamas soal apa yang telah mereka lakukan ke pihak Israel. Namun pihak Rusia tidak memberikan suara karena didalamnya tidak ada seruan gencatan senjata.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan sangat kecewa resolusi tidak mengutuk Hamas atas serangan 7 Oktober terhadap Israel.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Kuliner Street Food di Purwakarta Harga Kaki Lima Rasa Bintang Lima

"Saya merasa ngeri bahwa beberapa anggota dewan ini masih belum bisa membawa diri mereka untuk mengutuk serangan teroris biadab yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober,” kata Thomas-Greenfield.

"Amerika Serikat akan terus mendesak dewan ini untuk mengutuk Hamas,” tambahnya Thomas-Greenfield dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Anadolu.

Duta besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward mengungkapkan hal yang sama seperti AS merasa kecewa tidak dapat mengutuk Hamas atas apa yang mereka perbuat.

“Inggris menyesalkan bahwa resolusi pertama yang disahkan oleh Dewan Keamanan tidak dapat secara jelas mengutuk Hamas atas serangannya pada tanggal 7 Oktober,” kata Woodward.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Bakso Enak dan Terkenal di Mojokerto, di Sini Alamatnya

Woodward menegaskan, tindakan Dewan Keamanan PBB menyerukan jeda kemanusiaan selama beberapa hari sudah tepat, karena hal itu diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi para aktivis kemanusiaan.

Namun pada kesempatan yang sama, Rusia tidak memberikan suaranya dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB tersebut, karena didalamnya tidak ada gencatan senjata. Bukan mempersoalkan Hamas menyerang Israel.

Perwakilan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan Rusia tidak memberikan suara untuk mendukung resolusi tersebut, karena tidak adanya seruan untuk melakukan gencatan senjata segera.

"Ini adalah keharusan utama. Setiap tindakan kemanusiaan membutuhkan penghentian pertempuran dengan segera," kata Nebenzya.

Baca Juga: Jadi Korban Penipuan Tiket Coldplay, Susan Sameh: Uangnya Diambil Sama Pelaku

Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai rencana resolusi yang dipimpin Malta, juga menyerukan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok-kelompok lain.

Resolusi tersebut juga menuntut semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, pada perlindungan warga sipil dan paling utama anak-anak.

Dalam pembicaraan ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan kepada Dewan Keamanan mengenai implementasi resolusi ini pada pertemuan Dewan Keamanan berikutnya mengenai situasi di Timur Tengah.

Sementara itu, Dewan PBB menolak proposal Rusia untuk mengubah resolusi tersebut dengan memasukkan gencatan senjata kemanusiaan yang mengarah pada penghentian permusuhan.

Baca Juga: Prediksi dan Link Live Streaming Indonesia vs Maroko Piala Dunia U-17 Malam Ini di SCTV dan Indosiar

Resolusi tersebut menyusul empat kali kegagalan pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB terkait konflik Israel-Palestina sejak 7 Oktober.

Kini jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 11.500 orang, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 wanita.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah