PR DEPOK - Pelepasan tawanan dalam gencatan senjata sementara antara Israel dan militan Hamas Palestina dikabarkan tidak akan terjadi sebelum Jumat. Hal itu dikatakan oleh penasihat keamanan nasional Israel dan AS, menghancurkan harapan keluarga bahwa beberapa akan dibebaskan pada hari Kamis.
Israel dan Hamas sepakat pada Rabu pagi untuk gencatan senjata di Gaza selama setidaknya empat hari, untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dan membebaskan setidaknya 50 tawanan yang ditahan oleh militan di enklaf tersebut sebagai imbalan untuk setidaknya 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Waktu mulai gencatan senjata dan pelepasan tawanan yang ditangkap oleh Hamas selama serangan mereka pada 7 Oktober terlepas belum diumumkan secara resmi. Sumber keamanan Mesir mengatakan mediator telah mencari waktu mulai pukul 10 pagi (0800 GMT) pada hari Kamis.
Majid bin Mohammed Al Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan pada Kamis pagi bahwa pengumuman tentang awal gencatan senjata bisa dilakukan dalam beberapa jam ke depan. Qatar telah menjadi mediator dalam negosiasi mengenai gencatan senjata ini.
"Pembicaraan tentang pelepasan tawanan kami sedang berlangsung dan terus berlanjut secara terus-menerus," kata Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor perdana menteri dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
"Awal pelepasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan asli antara kedua belah pihak, dan bukan sebelum Jumat," demikian pernyataan itu.
Juru bicara Gedung Putih, Adrienne Watson, mengatakan rincian logistik terakhir untuk pelepasan sedang dikerjakan. "Semuanya berjalan sesuai rencana, dan kami berharap implementasinya akan dimulai pada Jumat pagi," kata Watson.
Namun, tidak ada reda dalam pertempuran pada hari Kamis pagi, seperti yang dilaporkan.